Wabup Hanafiah : Peran Pemuka Agama Sangat Diperlukan

oleh
oleh

NUNUKAN, Kaltaraaktual.com– Demikian pantun Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah, yang disampaikan pada acara silaturrahmi dengan Pemerintah Kabupaten Berau dan Pengurus FKUB Berau pada Selasa pagi (21/09/2021) di Balai Mufakat Pemkab Berau di Tanjung Redeb.

Pertemuan silaturrahmi tersebut dihadiri oleh Wabup Hanafiah selaku ketua dewan pembina FKUB, Joko Santosa Kaban Kesbang, H. Ramli Kepala Kemenag Nunukan, H. Tuwo Kabag Kesra Setda, H. Hermansyah Ketua FKUB Nunukan serta para tokoh tokoh agama Islam,  Kristen, Katolik,  Budha dan Hindu yang tergabung dalam kepengurusan FKUB Nunukan sementara dari Pemkab Berau Silaturrahami tersebut dihadiri Bupati Berau Hj. Sri Juniarsih Mas, Wabup Berau H. Gamalis, Kaban Kesbangpol dan jajaran pengurus FKUB Berau.

Mengawali sambutan nya Hanafiah mengatakan, Kabupaten Nunukan secara geografis berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Sebagai daerah perbatasan, tentu memiliki tantangan tersendiri seperti ancaman kejahatan terorisme, penyelundupan narkoba, degradasi nasionalisme serta kejahatan lainnya. Sehingga upaya peningkatan pemahaman kebangsaan  haruslah terus digencarkan untuk menjaga hati agar tidak ke lain hati.

“Kehadiran FKUB di perbatasan sangat diperlukan sebagai upaya untuk memfilter kemungkinan masuknya ajaran keagamaan yang tidak diinginkan, akibat dari integrasi sosial keagamaan antar kedua wilayah,” tutur Wabup

Lebih lanjut disampaikan Wabup melalui kunjungan kerja FKUB Kabupaten Nunukan diharapkan dapat menyatukan derap langkah dalam memajukan kehidupan beragama. Utamanya dalam memberikan pembinaan kepada umat beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing – masing.

Karena kedepan kita semua dihadapkan pada era globalisasi yang kecepatan arus dan derasnya digitalisasi informasi yang tentunya memiliki ancaman lunturnya nilai – nilai agama dan budaya.

“Itulah mengapa, silahturahmi seperti ini penting dilakukan, khususnya dalam rangka menyatukan persepsi, berbagi pengalaman dan pengetahuan. Sehingga umat beragama ini menjadi suatu kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk maju, menjadi bangsa yang bermartabat,”  jelas Hanafiah.

Wabup menegaskan, tidak salah kiranya, jika dipundak para pemuka agama, disandarkan beban yang berat, disandarkan harapan seluruh umat, agar pemuka agama ini menjadi pelopor, suri tauladan dan menjadi pemimpin bagi umatnya masing – masing menuju jalan yang telah digariskan sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing – masing.

Dijelaskan Wabup acara silahturahmi semacam ini dapat kita jadikan wahana untuk menepikan perbedaan, dan memandang perbedaan itu sebagai rahmat, yang menjadi warna bagi cerahnya dunia. Perbedaan tidak harus dipandang sebagai halangan untuk bersatu dan maju meraih harapan. Tetapi menjadi satu kekuatan yang dilandaskan keberagaman umat beragama, demokrasi dan persatuan.

“Silahturahmi ke Berau ini, akan membuka wawasan dan kesadaran kita, bahwa sesungguhnya memiliki banyak kesamaan. Sehingga tidak ada lagi celah bagi kita untuk terkotak – kotak, tercerai berai yang membuat kita mudah dimanfaatkan orang lain,”

Sementara Bupati Berau Hj. Sri Juniarsih Mas dalam sambutannya menjelaskan Berau dan Nunukan sangatlah majemuk, karena itu sangatlah penting sekali bagi kita untuk merefleksikan diri terhadap nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang diwujudkan dengan menjunjung tinggi asas ketuhanan, kemanusiaan, empati, musyawarah serta mengormati pengalaman spiritual masing-masing individu kita.

“tugas ini tentulah sangat berat, kita semua diharapkan untuk mampu menjadi teladan, pelopor perdamaian, aktor kerukunan serta menjadikan FKUB sebagai wadah aspirasi tanpa memandang stigma masyoritas apalagi memandang diskriminasi terhadap umat tertentu” jelas Bupati Berau

Lebih lanjut diharapkan Bupati Berau bahwa  optimalisasi peran tokoh agama tentu saja sangat kita harapkan Bersama guna meminimalisir potensi-potensi perselisihan antar umat beragama sebab apabila stabilitas kita baik maka pembangunan yang kita cita-citakan akan terlaksana dengan baik pula

“Pada hakikatnya agama itu mengajarkan kebaikan, keberagaman, menghormati sesama, menghargai perbedaan diantara kita, disamping keberagaman juga kita harapkan dapat terciptanya suasana kompetisi yang positif dan melibatkan budaya-budaya lokal yang menjadi perekat kehidupan bermasyarakat yang layak dan  sejahtera untuk itu penting sekali kita membangun dialog antar suku dan agama yang baik sebab dialog itu akan melahirkan rasa pengertian dan rasa toleransi” tutur Hj. Sri. (Prokompim)

Print Friendly, PDF & Email

x

Tinggalkan Balasan