NUNUKAN, Kaltaraaktual.com– Pemangku adat Tidung di Kabupaten Nunukan mengingatkan seluruh Masyarakat Tidung khususnya pemuda-pemudi Tidung di Kabupaten Nunukan untuk melestarikan budaya Tidung.
“Iya kita ingin seluruh komunitas adat Tidung terutama generasi muda nya untuk mengunakan aksesoris kaum Tidung,” ujar H Sura’i Kordinator Lembaga Adat Tidung Kabupaten Nunukan, Minggu (26/9).
Dia menyebutkan yang terutama itu, Singal (perhiasan atau ikat kepala) yang diperuntukan untuk kaum laki-laki yang remaja dan dewasa. Singal ini melambangkan apabila singal yang di sebelah kanan adalah persaudaraan, persahabatan dan silahturahmi, kemudian apabila di sebelah kiri luncipnya melambangkan tujuan untuk melamar atau meminang anak perempuan dan apabila bila singal luncipnya di belakang kepala melambangkan sebuah langkah menangkal hal buruk yang menyerang.
Tidak hanya itu, Ketua Panitia Iraw Tidung Borneo Bersatu II ini juga mengharapakan seluruh generasi muda dan komunitas adat Tidung juga membudayakan menggunakan selendang Dadaidarah karena selendang ini memiliki filosofi yang disebut dengan bahasa Tidung Piok berarti Pemikat.
“Siapa pun yang mengunakan selendang Dadaidarah ini akan disenangi, disayangi dan dihormati oleh orang-orang sekitarnya. Betapa bahagianya hidup kita kalau kita disenangi dan sayangi oleh orang banyak,” ujarnya.
Tidak hanya tiga aksesoris, H. Sura’i juga menuturkan bagaimana melestarikan batik Tidung Bunga Raya (Busak Mayau) yang saat ini dipatenkan oleh Dinas Pariwisata.
“Batik ini sendiri mengandung makna perlindungan, siapa pun yang mengunakannya akan terlindung, selamat tidak akan mendapat masalah, tidak mendapat musibah. Dimotifnya juga ada filamboy atau pemanggil rezeki, jadi yang mengenakkan batik itu akan selalu mendapat rezeki yang banyak dan halal serta berkah, oleh karena itu komunitas adat tidung dan generasi muda kita ajak melestarikan dan membudayakan untuk diingat kepada generasi-generasi selanjutnya,” Demikian H. Sura’i (PK/KA)