TARAKAN , Kaltaraaktual.com- Dalam situasi pandemi Covid-19, tidak jarang orang yang hidupnya sudah susah bertambah susah, karena perekonomian yang semakin terpuruk akibat dampak penyebaran Covid-19.
Samsul 40 tahun, perantau asal Kabupaten Enrekan, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa hidup dengan kondisi miris, tak hanya dalam kondisi miskin tapi jauh dibawah kemiskinan, ia hidup bersama kedua anaknya yang masih balita dan bayi.
Dirinya tinggal di gubuk berukuran 1X2 meter beratapkan terpal bersama kedua anaknya yang masih berusia 2,5 tahun dan satu lagi bayi yang belum lama dilahirkan mantan istrinya, yakni berusia sekitar tiga bulan, Samsul tinggal di lahan orang lain, dipinggir Jalan P. Aji Iskandar, Kelurahan Juwata Permai, Tarakan Kalimantan Utara (Kaltara).
“Gubuk ini saya buat dibantu warga sekitar, kalau tinggal di gubuk ini sudah setahunan,” ungkap Samsul, Jumat, (1/10/2021).
Bukan tanpa sebab Samsul bersama kedua anaknya yang masih kecil itu tinggal di gubuk tanpa dialiri listrik berukuran 1X2 meter. Pasalnya, pria yang kerja serabutan dengan penghasilan minim itu tidak memiliki tempat tinggal permanen dan layak.
Mirisnya lagi, Samsul juga sempat memiliki seorang istri, tetapi karena masalah ekonomi, istrinya lebih memilih meninggalkannya bersama anak balita dan bayinya, lalu sang mantan pulang ke kampung halaman.
Walau sebatang kara ia harus kuat bertahan hidup dan membiayai kedua buah hatinya. Samsul hanya bisa menjual bensin untuk menutupi kebutuhan sehari-hari yang tentunya tidak akan cukup.
“Bukan saya tidak mau dan tidak bisa bekerja lebih, tapi saya tidak bisa meninggalkan anak-anak yang masih kecil, makanya saya bekerja didekat pondok biar bisa sambil menjaga anak, karena saya harus menjadi bapak sekaligus ibu untuk anak-anak,” tegasnya.
Kondisi Samsul yang tinggal di pondok bersama kedua anaknya itu pun sempat viral di media sosial (medsos). Alhasil, bantuan mulai berdatangan dari berbagai elemen masyarakat, salah satunya dari Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) Kaltara.
Mengetahui adanya warga perantau asal Enrekan yang membutuhkan uluran tangan, rombongan HIKMA langsung meninjau lokasi tempat tinggal Samsul untuk memberikan bantuan, yang dananya merupakan hasil urunan seluruh anggota HIKMA Kaltara.
“Kami sudah melihat langsung kondisi bapak Samsul dan anaknya itu, memang sangat memprihatinkan dan membutuhkan uluran tangan dari masyarakat dan pemerintah,” terang Fajar Ngewa, selaku Ketua Harian HIKMA Kaltara, usia meninjau gubuk Samsul.
Fajar menjelaskan, langkah awal yang dilakukan HIKMA Kaltara usai melihat gubuk milik Samsul, yakin bagaimana upaya HIKMA memberikan pelayanan atau bantuan agar Samsul dan kedua anaknya mendapatkan tempat hunian yang layak.”Rumah yang dikontrakkan tidak permanen tapi tahap awal disewakan selama enam bulan, dengan harapkan dapat membantu memberikan hunian yang layak, agar kedepannya Samsul dan anak-anaknya bisa hidup mandiri,” ungkap Fajar.
Selain membantu menyiapkan tempat yang layak untuk Samsul dan anaknya tinggal, HIKMA Kaltara juga memberikan bantuan berupa sembako dan perlengkapan lainnya, yang dibutuhkan.
“Ada juga kami berikan bantuan modal awal, dengan begitu Samsul bisa membuka usaha untuk dapat hidup mandiri kedepannya,” jelasnya. (Kb/KA)