NUNUKAN, Kaltaraaktual.com– Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah, hadiri acara tolak bala di halaman baloy adat tidung di Desa Binusan, Rabu, (06/10/2021).
Hanafiah mengatakan, Tolak Bala adalah salah satu tradisi yang diwariskan nenek moyang etnik suku tidung di Kabupaten Nunukan. Setiap menyambut bulan safar itu ada tradisi baca doa sebagai tolak bala.
“Agar kita terlindungi dari segala bala, karena masalah bala ini harus kita hindari,” kata H. Hanafiah.
Hanafiah yang juga Dewan Pembina Lembaga Adat Suku Tidung Nunukan ini menjelaskan, tolak bala sejatinya permintaan/permohonan, mengampuni dosa, persaksian, mengagungkan Tuhan.
“Artinya memohon pertolongan, jalan yang lurus, jalan yang dimurkai, keselamatan dalam agama, dan pengampunan diri yang bertujuan untuk menghindari segala hal-hal buruk,” jelas Hanafiah.
Menurut Hanafiah, Pemerintah kabupaten Nunukan mendukung acara kemasyarakatan yang bersifat positif ini, melalui acara tersebut dapat menjaga silaturahmi, persatuan dan kesatuan antara sesama masyarakat.
“Ini bisa menjadi agenda kita di kabupaten Nunukan, sebagai potensi pariwisata kita, karena tidak banyak orang melakukan hal tersebut, seperti yang dilakukan oleh etnik suku Tidung saat ini,” tutur Hanafiah.
Dirinya menegaskan, tradisi semacam ini perlu dijunjung tinggi yang harus dijaga dan dipelihara, serta dibela karena ini adalah menunjukkan suatu identitas suatu daerah. “Kita orang asli kabupaten Nunukan ingin hidup berdampingan,” tegas dia.
Diwaktu yang sama warga Desa Binusan, Sigit mengatakan, acara tolak bala yang dipusatkan di di halaman baloy adat tidung adalah untuk memohon pertolongan dan perlindungan pada Tuhan agar terhindar dari bahaya.
“Semoga kita semua, baik keluarga, masyarakat, serta masyarakat Kabupaten Nunukan secara keseluruhan mendapat perlindungan dari segala bencana dan bala yang buruk,” harapnya. (KA)