NUNUKAN, Kaltaraaktual.com– Anggota DPRD Nunukan Ahmad Triyadi melakukan Reses Masa Sidang ke III guna menyerap aspirasi masyarakat di RT 21 Nunukan Tengah, Sei Sembilan Kab. Nunukan pada, Sabtu, (23/10/21).
Ahmad Triyadi atau sapaan akrabnya bang Adi mengatakan situasi pandemi kendala utama untuk membangun daerah tapi bagi dia rasa optimisme harus tetap terjaga.
“APBD kita memang masih defisit.
Tapi lewat dana DAK, DID dari Pusat bisa dimaksimalkan namun kita tetap harus kerja maraton, agar ekonomi kita bangkit,” ujar dia.
Adi menjelaskan rata-rata kegiatan selama masa pandemi ada yang anjlok utamanya masalah perekonomian khususnya kewirausahaan perseorangan, untuk itu dirinya ingin mendengarkan langsung keluhan warga.
“Apa yang menjadi kebutuhan dasar warga disini, saya ingin mendengarkan malam ini, jangan ada dusta diantara kita,” tegasnya.
Usai penyampaian tersebut, Ibu Martina menanyakan, masalah banjir yang sudah sering terjadi di Sei Sembilan.
“Kami minta tolong bantu kami jembatan yang di Sei Sembilan kalau bisa diperbaiki, dari ujung kaki sampai kepala tolonglah jembatan segera diperbaiki, kalau banjir naik kami semua kena dampaknya, di jembatan itu tersumbat karena bentuk bawahnya M sehingga sampah menumpuk ditengah, jadi banjir terus,”ungkap Martina.
Adalagi masalah bantuan makanan kotakan mie instan yang ternyata kadaluarsa dari pemerintah, itu disesalkan warga sekitar.
Sementara itu ketua RT 21 Ignasius yang mewakili warganya menyampaikan beragam aspirasi dan mulai dark masalah jalan ketempat mencari nafkah kampung solor, banjir longsor, pipa air PDAM
“Kami bersyukur berkat swadaya mandiri kami memperbaiki. Tapi kami juga berharap ada bantuan dan realisasi dari pemkab. Kedua, warga saya mengeluh tapi hanya bisa bersabar, karena sering terjadi longsor ketika hujan lebat. Saya harap bisa direalisasikan juga. Ketiga, warga kp solor dan sekitarnya mempertanyakan pemasangan air Pipa oleh PDAM Nunukan yang tidak kunjung dibuat, padahal sudah diusulkan. Ini penting sebagai kebutuhan hidup warga,” tanya Ignasius.
Guna menjawab aspirasi warga, Bang Adi menanggapinya dengan antusias. Banjir kategori bencana alam. Bisa saja nanti dengan Normalisasi sungai di jembatan atau bahkan merubah pondasinya.
“Saya akan komunikasikan ke dinas PU-PR Nunukan agar segera dicek dan akan dikerjakan ulang jembatan tersebut. Antensi bapak saya kunci, jadi tahun depan semoga sudah tidak ada swadaya masyarakat lagi, tapi pemerintah bisa hadir,” ujar Adi.
Bang Adi berkomitmen untuk memperjuangan seluruh aspirasi warga yang berada di Sei Sembilan ini untuk melakukan komunikasi ke dinas-dinas terkait.
“Mengenai longsor, saya akan koordinasikan ke dinas terkait baik dari BPD dan PU-PR Nunukan. Semoga bisa dikerjakan lewat dana taktis. Mengenai pipa PDAM saya akan komunikasikan ke direktur PDAM. Sedangkan masalah bantuan makanan mie instan kotakan yang kadaluarsa, saya akan pertanyakan ke dinas terkait, masa warga dikasih makanan kadaluarsa,” jawabnya. (*)