TANJUNG SELOR, Kaltaraaktual.com- Pusat Study Lingkungan dan Sosial (PUSLIS) Institut bakal mengadakan Sosialisasi pendidikan Politik untuk pemilih pemula di wilayah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, (Kaltara).
Hal ini disampaikan oleh Direktur PUSLIS Institut, Jimmy Nasroen, M.A, Sabtu, (03/08/24), remaja seusia SMA/MA/SMK, utamanya yang berusia 17 tahun adalah pemilih pemula pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 mendatang, untuk itu perlu edukasi mendalam.
“Mereka adalah generasi muda penerus bangsa, yang harus mengetahui konsep, pengertian dan pelaksanaan demokrasi dalam berbangsa dan bernegara. Demokrasi dilaksanakan salah satunya dalam bentuk pemilihan kepala daerah (Pilkada), termasuk untuk memilih kriteria pemimpin daerah yang terbaik sehingga sebagai pemilih harus rasional dan cerdas dalam menentukan pilihannya,” ujar Jimmy Nasroen.
Jimmy menjelaskan, pentingnya peran pemilih pemula dalam proses demokrasi, serta bisa memberikan pencerahan kepada pemilih pemula membawa isu mengenai lingkungan dan perubahan sosial yang terjadi di sekeliling contohnya seperti isu bahaya narkoba, judi online, balap liar, game di tongkrongan, sehingga bisa merangsang kepala daerah membuat kebijakan yang berimplikasi baik terhadap pemberdayaan dan pembangunan manusia khususnya terhadap generasi Z dan generasi Alpha.
“Pertama, pemilih pemula adalah masa depan bangsa. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik dalam proses pemilihan umum. Kedua, ada isu-isu sosial yang berkaitan dengan pemilih pemula dan kebijakan dan kepedulian yang nantinya diambil oleh kepala daerah kedepannya,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Jimmy Nasroen, untuk memberikan edukasi mengenai cara mengenali berita hoaks dan kampanye negatif. Jadi kegiatan-kegiatan yang bakal di lakukan tidak kaku bersifat semi formal serta akan digelar di berbagai cafe yang ada di Tanjung Selor, Bulungan.
“Kegiatannya jangan kaku, dari cafe ke cafe. Nantinya kita bakal bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu serta dari akademisi kampus, sebagai informasi masih banyak anak kelas 12 belum memiliki KTP selain itu pemahaman mengenai berita Hoaks perlu kita edukasi terutama dalam konteks pilkada,” tukas dosen Fisip Universitas Kaltara ini. (**)