NUNUKAN, Kaltaraaktual.com- Upaya menangkal paham radikal di wilayah perbatasan, SatIntelkam Polres Nunukan bersinergi dengan BEM Politeknik Negeri Nunukan (PNN) melalui diskusi menangkal paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme di Kalangan Mahasiswa, Kamis (05/08/2024), di Cafe Sayn Nunukan.
Satuan Intelejen keamanan Polres Nunukan, mengatakan, mahasiswa memiliki organisasi kampus yang tentunya dapat mensosialisasikan bahaya dampak radikalisme sekaligus bersama pihak kepolisian mendeteksi radikalisme di lingkungan kampus dan masyarakat.
“Dengan mengajak mahasiswa tentu capaian dalam menangkal radikalisme lebih luas, jangkauannya dan kerjasamanya lebih nyata,” ucap salah seorang nara sumber perwakilan kepolisian.
Menurutnya, gerakan radikalisme terbilang massif, dan lebih menjadi modern, baik secara konvensional maupun melalui teknologi digital.
Akibatnya banyak pemuda yang menjadi korban terhadap paham tersebut sehingga mereka perlu dibentengi dengan menanamkan pengetahuan dampak radikalisme.
Saat ini, trend media sosial di Indonesia terbilang tinggi, apalagi penggunanya sebagian besar merupakan generasi millenial seperti kalangan Mahasiswa.
Generasi millenial dinilai merupakan sasaran empuk penyebaran radikalisme yang sangat signifikan, mengingat teknologi di era ini semakin pesat dan cepat menyebarkan informasi.
Untuk mengenali orang yang sudah terpapar radikalisme, dapat diidentifikasi melalui sikap dan perilaku kesehariannya dilingkungan sosial.
Dalam perspektif ilmiah, kata radikal (radix) yang berarti ‘akar’ atau ‘mengakar’ sebenarnya bermakna positif, terutama berpikir secara radikal dan fundamental (out of the box) untuk mencari substansi masalah dalam konteks ilmu pengetahuan.
Namun, jika kata radikal berkembang menjadi -isme atau paham (radikalisme), konotasinya menjadi negatif. Ini nanti yang nantinya akan berpotensi berkembang menjadi terorisme, dengan kata lain radikalisme merupakan embrio dari terorisme.
Menanggapi Diskusi tersebut, Presiden Mahasiswa BEM Politeknik Negeri Nunukan, Aridha Ramadhani, ia mengapresiasi, dan juga menegaskan akan mendukung menangkal adanya radikalisme yang selanjutnya mensosialisasikan dampak radikalisme dilingkungan sosial.
”Kegiatan ini sangat menarik, apalagi diskusi dan pemaparan yang disampaikan tadi cukup jelas bahwa paham radikal dapat merusak ideologi bangsa kita, jadi saya berharap ini menjadi tanggung jawab kami juga,” kata Presiden Mahasiswa PNN Nunukan ini.
BEM Poltek Nunukan mewakili mahasiswa PNN menolak tegas radikalisme di Kabupaten Nunukan, dan dalam waktu dekat ini BEM Poltek Nunukan akan berkoordinasi dengan sejumlah organisasi internal dan eksternal kampus mendiskusikan metode edukasi menangkal radikalisme di lingkungan kampus maupun di masyarakat.
”Tentu akan kami tindak lanjuti, Apakah nantinya melalui kajian ataupun di lakukan melalui seminar, diskusi dan kegiatan kampus lainnya,” tutupnya. (abs)