Diduga bermuatan politik, YA bakal cari siapa dibelakang sipembuat surat
TIDENG PALE, Kaltaraaktual.com– Belakangan ini, masyarakat Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara) dihebohkan dengan viralnya sebuah surat secara berantai melalui pesan singkat WhatsApp, terkait dugaan tindakan asusila yng dilakukan salah satu oknum anggota DPRD Tana Tidung, YA.
Dalam surat tersebut, YA dilaporkan salah satu warga Tana Tidung mengatasnamakan tokoh masyarakat hukum adat suku Dayak Bulusu, yakni Kaharudin. Di mana, surat itu dikirim Kaharudin ke Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri.
Berdasarkan isi surat yang ada, Kaharudin meminta kepada Ketum PDI-P, Megawati untuk memberi sanksi tegas dan mencabut jabatan YA sebagai anggota DPRD Tana Tidung sekaligus kader partai berlambang banteng moncong putih.
Menyikapi surat yang beredar, YA saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp (WA) tidak menampik dugaan kasus asusila yang tertera dalam surat tersebut. Bahkan, secara gentel YA mengakui perbuatan yang dilayangkan kepdanya.
“Sesuai kalimat yang sering diucapkan pembaca doa yang selalu saya ingat, katakan itu benar jika benar dan katakan tidak jika itu tidak, jadi itu prinsip saya,” tegas YA melalui WA, Minggu (21/05/2023).
YA menjelaskan, pada dasarnya permasalahan ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan hukum adat Dayak Bulusu pada 2022 kemarin. Yang mana, kasus ini langsung diselesaikannya bersama istri dan pihak keluarga wanita tersebut.
“Denda itu saya sendiri yang antar langsung, setelah saya bayar denda, antara saya, istri dan pihak keluarga wanita itu sudah tidak ada masalah lagi,” jelas YA.
“Sebenarnya dulu saya dan wanita itu suka sama suka, tapi dari pihak orang tua perempuan itu tidak setuju, jadi pihak keluarganya lebih memilih denda saja, makanya semua dianggap selesai dan tidak ada tuntutan,” tambahnya.
Disinggung apakah nanti akan menempuh jalur hukum dengan adanya surat yang viral itu, YA menegaskan, saat ini pihak keluarga masih berdiskusi apakah mau melaporkan yang membuat surat tersebut. Mengingat, yang membuat surat masih ada ikatan darah atau keluarga.
“Kami sekeluarga diskusi dulu, karena yang buat surat itu paman saya sendiri, tapi saya akan cari siapa yang ada di belakang sipembuat surat itu, karena menurut saya masalah ini ada kemungkinan bermuatan politik,” tegasnya. (ilm/*red)


