Pemkab Bulungan Perkuat Transaksi Non Tunai

TANJUNG SELOR, Kaltaraaktual.com- Pemerintah Kabupaten Bulungan terus mendorong perubahan pola konsumsi bantuan sosial menjadi kegiatan produktif, dengan menguatkan sistem transaksi non tunai di berbagai sektor.

Hal ini disampaikan Bupati Bulungan, Syarwani dalam acara Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan Sosialisasi Elektronifikasi Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) bagi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) Kabupaten Bulungan tahun 2025, Kamis (24/7), di Gedung Tenguyun, Kantor Bupati Bulungan.

Menurut Syarwani, seluruh transaksi pemerintahan, termasuk pembayaran gaji ASN, tunjangan, hingga penyaluran bantuan sosial, kini telah beralih ke sistem non tunai.

“Termasuk bantuan sosial yang dialokasikan melalui APBD. Seperti bantuan bagi korban kebakaran sebesar Rp15 juta. pun disalurkan secara non tunai,” tegasnya.

Pemerintah daerah juga berkomitmen menghapus praktik pungutan liar dalam penyaluran bantuan sosial dengan memastikan bantuan langsung masuk ke rekening penerima.

“Dengan sistem ini, nama dan alamat penerima langsung tercatat, tidak ada lagi potongan tidak resmi di tengah jalan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Syarwani menekankan pentingnya memanfaatkan bantuan sosial untuk membangun ekonomi keluarga. la mencontohkan keberhasilan seorang ibu rumah tangga dari Desa Salimbatu vang menggunakan hantuan PKH konsumsi habis, tapi diputar untuk usaha.

Lebih jauh, Bupati mendorong keluarga penerima manfaat untuk mengubah mindset: dari konsumtif menjadi produktif. la mengajak agar dana bantuan digunakan untuk menanam sayuran, cabe di pekarangan, atau merintis usaha rumahan lainnya.

“Kalau tidak dijual, paling tidak kita tidak perlu lagi membeli dari pasar. Itu sudah menghemat,” ucapnya.

Tak hanya PKH, Pemerintah Kabupaten Bulungan juga menggulirkan kredit masyarakat ekonomi sejahtera (Mesra) melalui BUMD Bank Pembangunan Daerah BPR Bank Bulungan, dengan bunga ringan yang disubsidi oleh APBD. Skema ini menyasar petani, nelayan, hingga UMKM, sebagai bagian dari strategi penguatan ekonomi kerakyatan.

Pemerintah daerah juga tengah mengembangkan berbagai kegiatan produktif, mulai dari pengolahan hasil pertanian, seperti gabah dari Sajau Hilir yang sudah dibeli oleh Bulog, hingga pengolahan cokelat di Desa Pejalin dan Antutan yang sudah dipasarkan dalam bentuk kemasan.

“Kami sudah mulai perkenalkan cokelat asli Bulungan dalam berbagai event. Tidak lagi sekadar biji, tapi sudah menjadi produk bernilai tambah,” ungkapnya.

Dari sisi ekologi, Kabupaten Bulungan juga mengembangkan program Bulungan Hijau berbasis kompetisi antar desa dengan anggaran Rp7 miliar. Salah satu inovasi yang didorong adalah pengolahan sampah plastik menjadi batako, yang telah mewakili Kabupaten Bulungan dalam ajang nasional Teknologi Tepat Guna.

Bupati juga mengapresiasi dukungan Bank Indonesia dalam program pengendalian inflasi daerah dan pendampingan UMKM. la menyebut kawasan Tepian Sungai Kayan sebagai contoh sukses pengembangan ekonomi lokal, dengan lebih dari 300 pengusaha muda UMKM yang menggerakkan transaksi hingga Rp100 juta per malam.

“Kita ingin masyarakat Bulungan tidak lagi hanya berharap pada bantuan, tapi mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kita beri kail, bukan hanya ikan,” kata Syarwani menutup sambutannya.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Bulungan Kilat, perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Utara, Dinas Sosial Kabupaten Bulungan, BPJS, serta ratusan peserta dari keluarga penerima manfaat PKH.

Para peserta juga mendapatkan edukasi mengenai transaksi digital, pemanfaatan bantuan secara produktif, serta akses ke fasilitas pembiayaan usaha. (DKIP/sgf)

Tinggalkan Balasan