TARAKAN, Kaltaraaktual.com– Suasana Kota Tarakan memanas pada Senin (1/9/2025). Ratusan massa dari Aliansi Utara menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Gedung DPRD Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Mereka menuntut DPR RI segera membatalkan kebijakan tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan yang dinilai tak masuk akal di tengah kondisi ekonomi masyarakat.
Aliansi Utara merupakan gabungan berbagai elemen mahasiswa dan organisasi. Dari kalangan kampus, hadir perwakilan Universitas Borneo Tarakan (UBT), BEM dan BPM Fakultas FKIP, Teknik, Hukum, FIKES, Perikanan, Pertanian, hingga Ekonomi. Dukungan juga datang dari Cipayung Plus serta ormas seperti HMI, PMII, GMKI, HKBMN, Organda Tidung, Pasukan Merah, hingga Himpunan Mahasiswa Tanjung Selor.
Massa mulai berkumpul di Graha Gedung KNPI sekitar pukul 14.00 WITA. Dengan penuh semangat, mereka melakukan long march dari Gita Jalatama menuju Gedung DPRD Kota Tarakan, menempuh jarak lebih dari 1 kilometer.
Sepanjang perjalanan, yel-yel perjuangan menggema, bendera organisasi kampus berkibar, dan semangat perlawanan membara. Sesampainya di Gedung DPRD, massa disambut barikade aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP.
Ketegangan pecah saat mahasiswa mencoba menerobos masuk gedung. Dorong-dorongan pun terjadi dengan aparat kepolisian, meski akhirnya bisa diredam. Kehadiran Ketua DPRD Kota Tarakan, Muhammad Yunus, yang menemui langsung pengunjuk rasa sempat meredakan situasi.
Dalam orasi lantang, Korlap Aliansi Utara menyampaikan tiga tuntutan utama:
1. Batalkan tunjangan perumahan DPR RI Rp 50 juta per bulan yang dianggap tidak masuk akal.
2. Sahkan kebijakan pro-rakyat, termasuk RUU Perampasan Aset, RUU Masyarakat Adat, dan kebijakan kesejahteraan pendidikan.
3. Reformasi Polri agar lebih profesional, akuntabel, dan tidak represif terhadap masyarakat.
Aksi semakin panas saat massa membakar ban bekas sebagai simbol perlawanan. Namun, meski emosional, para demonstran tetap disiplin: mereka berhenti berorasi ketika adzan berkumandang, menghormati waktu salat.
Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di depan DPRD Tarakan. Upaya untuk masuk ke dalam gedung masih terus dilakukan, sementara aparat keamanan menjaga dengan ketat agar situasi tetap kondusif. (*red)