MALINAU, Kaltaraaktual.com- Di tepian Sungai Sesayap yang masih berkabut pagi, Bupati Malinau Wempi W. Mawa menyerahkan langsung bantuan sarana usaha perikanan tangkap dan pengolahan hasil perikanan kepada sejumlah Kelompok Usaha Bersama (KUB) serta Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar), Kamis, (04/12/25). Penyerahan yang digelar di area Coffee Tubu, Kecamatan Malinau Kota, itu menjadi rangkaian program pemerintah daerah untuk memperkuat sektor perikanan rakyat di wilayah aliran sungai.
Bantuan yang bersumber dari APBD Malinau Tahun 2025 ini mencapai total Rp2,019 miliar. Pemerintah menggelontorkan berbagai sarana: 25 perahu fiber, 84 mesin ketinting, 130 pukat, 190 jala, ratusan bubu, freezer, kompor, mesin peniris, alat vakum, plastik kemasan, hingga kotak penyimpanan ikan.
Wempi menegaskan bantuan itu bukan sekadar distribusi aset, tetapi investasi jangka panjang bagi ekonomi kampung-kampung pesisir sungai di Malinau. “Profesi nelayan memiliki nilai yang sangat penting. Tidak semua orang bisa melaut, menangkap ikan, atau mengolah hasil perikanan. Karena itu, bantuan yang diberikan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan tidak disalahgunakan,” ujarnya di hadapan puluhan nelayan.
Sikap tegas itu bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah laporan mengenai praktik penangkapan ikan yang merusak seperti penggunaan setrum dan racun masih muncul di wilayah sungai. Wempi mengingatkan bahwa nelayan adalah garda terdepan penjaga ekosistem air di kabupaten tersebut.
“Saya ingin 42 perahu yang diberikan ini benar-benar ada di sungai, bukan di darat, apalagi berpindah tangan. Bantuan ini bukan untuk dijual, tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan,” tegasnya.
Di sela kegiatan, Bupati juga mendengarkan berbagai keluhan dan masukan dari para nelayan, mulai dari minimnya akses BBM, biaya operasional, hingga tantangan pemasaran hasil tangkapan. Pemkab, kata Wempi, akan mengupayakan skema lanjutan untuk memperkuat ketahanan ekonomi komunitas pesisir.
Penyerahan bantuan ini sekaligus menandai komitmen pemerintah untuk menjadikan sektor perikanan sebagai penopang ekonomi lokal yang lestari, bukan sekadar kegiatan seremonial tahunan. (llg/ags/prokompim/red)


