Bupati Malinau Dorong Guru Jadi Kunci Investasi SDM Berkelanjutan

oleh
oleh

MALINAU,  Kaltaraaktual.com- Bupati Malinau, Wempi W Mawa, menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Malinau dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya melalui sektor pendidikan. Hal itu disampaikannya saat membuka Seminar Nasional Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) di Kabupaten Malinau, Selasa (16/12/25).

Wempi menyebut, di masa depan sejumlah kota di dunia, termasuk di Amerika Serikat, mulai bertransformasi dengan orientasi kuat pada keberlanjutan lingkungan. Menurut dia, Malinau memiliki peluang besar untuk mengambil peran strategis dalam isu iklim global.

“Kabupaten Malinau memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan potensial menjadi pusat pendidikan iklim, baik nasional maupun internasional,” ujar Wempi.

Ia menjelaskan, sekitar 52 persen wilayah Provinsi Kalimantan Utara berada di Kabupaten Malinau, dan hampir 90 persen wilayah Malinau merupakan kawasan hutan. Kondisi tersebut menempatkan Malinau sebagai salah satu penyangga lingkungan penting, yang kerap disebut sebagai “paru-paru” Kalimantan Utara.

Dalam kesempatan itu, Wempi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, guru, dan masyarakat. Menurutnya, investasi terbaik bagi daerah bukan hanya pada sektor industri, tetapi juga pada pembangunan manusia.

“Negara ini kaya sumber daya alam, tapi juga harus kaya sumber daya manusia. Tanpa kualitas SDM yang baik, kita bisa tertinggal oleh kemajuan zaman,” katanya.

Wempi menegaskan, pemerintah daerah berkomitmen penuh mendukung para guru, termasuk dalam hal peningkatan kapasitas dan kesejahteraan. Ia menyampaikan bahwa di tengah kebijakan efisiensi nasional, Pemkab Malinau tidak mengurangi Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).

“Pembangunan SDM tidak bisa berjalan tanpa peran guru,” ujarnya.

Ia juga memaparkan berbagai program pendidikan yang menjangkau desa-desa. Dari total 109 desa di Malinau, seluruh pembiayaan pendidikan ditanggung melalui APBD kabupaten. Program tersebut mencakup kewajiban lulusan untuk kembali dan mengabdi di desa asal selama dua tahun guna mentransfer ilmu dan keterampilan kepada generasi berikutnya.

Selain itu, Wempi mengungkapkan bahwa hampir 100 putra-putri Malinau saat ini menempuh pendidikan di sejumlah kampus di Tiongkok, dengan bidang studi mulai dari penerbangan, teknologi informasi, energi, hingga keamanan siber. Ia bahkan sempat diundang Pemerintah Beijing untuk membahas peluang kerja sama pendidikan antarperguruan tinggi.

“Kerja sama ini kami arahkan sesuai kebutuhan dan potensi daerah, agar ilmu yang mereka peroleh benar-benar kembali untuk membangun Malinau,” kata Wempi.

Menurutnya, langkah tersebut menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk menyiapkan generasi Malinau yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global, tanpa meninggalkan akar sosial dan lingkungan daerahnya.  (**)