MALINAU, Kaltaraaktual.com- Suara gendang bertalu, langkah kaki menapak tanah dengan irama yang khidmat. Di bawah langit Malinau yang cerah, para penari membawakan tarian Manugal Banjar, sebuah warisan leluhur yang memadukan doa, kerja, dan rasa syukur atas hasil panen. Gerakannya menyapa langit, seolah mengucap terima kasih kepada alam-tanah yang ditanami kasih, dan langit yang diberi doa.
Ahmad Dadi, Ketua Bubuhan Banjar Kabupaten Malinau, menyampaikan rasa bangganya bisa menjadi bagian dari masyarakat yang damai dan terbuka.
“Kami bangga berada di Malinau. Di sini kami merasa aman, mendapat pengayoman luar biasa dari Bupati Malinau, Wempi W Mawa. Kami hidup dengan berbagai profesi dan mendapat ruang publik yang baik dari pemerintah daerah,” ujarnya.
Ahmad menegaskan, komunitas Banjar di Malinau siap mendukung program-program pembangunan yang digagas pemerintah.
“Kami akan terus berpartisipasi, menjaga kekompakan, dan mendukung kebijakan Pemkab Malinau,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Utara (KBB-KU), H. Herwansyah, menekankan pentingnya menjaga silaturahmi dan persatuan di tengah keberagaman.
“Bubuhan Banjar di Kaltara tercatat sebanyak 43.825 jiwa. Kami menjunjung tinggi nilai persatuan, siap berkontribusi membangun daerah bersama pemerintah. Kami juga mengapresiasi kepemimpinan Bupati Wempi W Mawa dan Wakil Bupati Jakaria yang membawa Malinau menjadi kabupaten yang damai dan dikenal luas,” katanya.
Herwansyah menyebut, kini Malinau menjadi buah bibir di berbagai kalangan. “Di TikTok, di mana-mana, orang bercerita tentang Malinau. Kai-kai, acil-acil, julak semua bertanya soal Malinau. Ini luar biasa,” ujarnya disambut tepuk tangan.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Malinau Wempi W Mawa yang hadir mengenakan pakaian adat Banjar berwarna kuning cerah, menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya kepada komunitas bubuhan Banjar yang ikut menjaga keharmonisan daerah.
“Saya berkomitmen untuk hadir di setiap kegiatan masyarakat khususnya pada festival IRAU. Kecuali ada undangan dari Presiden, saya tidak akan melewatkannya. Ini bukti keseriusan kami membangun kebersamaan,” tutur Wempi.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap peran masyarakat Banjar di Malinau.
“Warga Banjar itu patuh dan bijak, tidak pernah saya dengar ada hal-hal negatif. Mereka ramah, penuh senyum, dan mudah bergaul. Inilah wajah Malinau yang sebenarnya damai dalam keberagaman,” katanya.
Wempi menutup sambutannya dengan pesan persaudaraan. “Mari kita terus bergandengan tangan membangun rumah besar Intimung, Malinau, Kaltara, dan Indonesia. Kita berbeda-beda, tapi satu tujuan mewujudkan kesejahteraan dan menjaga kearifan budaya lokal,” tukasnya. (**)










