MALINAU, Kaltaraaktual.com- Bupati Malinau Wempi W. Mawa turun langsung ke Bandara Kolonel RA Bessing, Malinau, Senin, (22/12/25) untuk meninjau lonjakan penumpang pesawat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sejak beberapa hari terakhir, bandara tersebut dipadati warga dari wilayah pedalaman yang hendak pulang ke kampung halaman.
Kepadatan penumpang terutama berasal dari kecamatan-kecamatan di wilayah Long, yang selama ini sangat bergantung pada transportasi udara. Sejumlah warga terpaksa menunggu berhari-hari karena keterbatasan jadwal penerbangan dan kursi pesawat.
Melihat kondisi tersebut, Wempi langsung menggelar koordinasi dengan pihak maskapai dan petugas bandara. Ia mengarahkan agar dilakukan pendataan terhadap calon penumpang yang siap diberangkatkan dalam waktu dekat. Pemerintah Kabupaten Malinau, kata dia, akan menyiapkan skema subsidi penerbangan melalui anggaran daerah.
“Penerbangan tambahan ini akan dihitung sebagai bagian dari subsidi daerah yang akan dibayarkan pada anggaran tahun 2026. Artinya, pemerintah daerah menalangi terlebih dahulu agar masyarakat bisa segera pulang,” ujar Bupati Wempi W. Mawa saat meninjau kepadatan penumpang di Bandara Kolonel RA Bessing.
“Pemerintah daerah tidak boleh tinggal diam ketika masyarakat mengalami kesulitan, apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru. Kita harus hadir dan memastikan warga bisa kembali ke kampung halamannya,” tambah Bupati Malinau tersebut.
Bupati Malinau dua periode ini mempertegas, pendataan penumpang dilakukan agar kebutuhan penerbangan bisa dihitung secara terukur. “Kami minta maskapai mendata calon penumpang yang siap diberangkatkan. Penerbangan tambahan ini akan kami hitung dalam skema subsidi daerah dan disesuaikan dalam anggaran tahun berikutnya,” ujarnya.
Menurut Wempi, langkah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah kabupaten terhadap wilayah pedalaman. “Yang terpenting, masyarakat tidak tertahan terlalu lama. Soal teknis anggaran akan kami selesaikan sesuai aturan,” jelasnya.
Kebijakan tersebut disambut positif oleh warga. Banyak calon penumpang menilai langkah Bupati Malinau sebagai bentuk kehadiran pemerintah di saat masyarakat membutuhkan solusi cepat, khususnya menjelang hari besar keagamaan.
Namun, di tengah upaya tersebut, masih terdapat keterbatasan untuk rute tertentu, terutama penerbangan Malinau–Krayan. Menurut warga, rute ini memiliki karakteristik khusus karena melintasi wilayah perbatasan dan membutuhkan dukungan lintas kewenangan.
Sementara itu, Tokoh masyarakat Krayan, Martinus, mengatakan keterbatasan penerbangan ke Krayan bukan disebabkan oleh kebijakan di tingkat kabupaten.
“Saat ini penerbangan Malinau–Krayan masih mengandalkan subsidi dari APBN, dengan frekuensi hanya dua kali dalam seminggu. Itu yang menyebabkan banyak warga Krayan tertahan di Malinau,” kata Martinus, yang kini menetap di Malinau.
Ia berharap ke depan ada penguatan koordinasi antarlevel pemerintahan agar akses transportasi udara ke wilayah perbatasan bisa lebih optimal. “Kami memahami setiap pemerintah punya kewenangan masing-masing. Yang terpenting, masyarakat tidak terputus aksesnya,” ujarnya.
Lonjakan penumpang menjelang Nataru ini kembali menunjukkan tantangan konektivitas di wilayah pedalaman Kalimantan Utara, sekaligus menegaskan pentingnya kehadiran negara dalam menjamin mobilitas warga di daerah terpencil. (**)
