NUNUKAN, Kaltaraaktual – 4 kabupaten di Kalimantan Utara (Kaltara) tengah bersiap menuju Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) serentak 2020, para calon di tuntun paham situasi daerah tanpa mengutamakan Figur.
Persiapan tersebut diantaranya, yakni Pemilihan Calon Gubernur Kaltara, juga terkait pemilihan Bupati di Tanah Tidung, Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan.
Mengenai hal tersebut, salah satu Pengamat politik Kalimantan Utara, Andi Nur Rahmadani turut berkomentar, Andi dalam sapaan akrabnya menyebut yang pantas mendapat kursi empuk politik di Pilkada Kaltara 2020 kali ini haruslah memiliki pengalaman dan punya pemikiran yang visioner, serta progresif mengelola keuangan daerah tanpa sibuk pada pecitraan semata guna mencari suara.
Selain itu, dirinya pun menekankan terkait pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan kondisi yang sudah direalokasi. Karena katanya, kondisi akan sama saja untuk setiap calon yang terpilih nantinya yang menanggung persoalan Pandemi COVID-19.
“Jika nanti yang terpilih adalah orang yang tidak paham dengan pemerintahan, maka dapat dipastikan keuangan daerah dapat mempengaruhi jalannya roda pemerintahan, apalagi tengah menghadapi persoalan Covid-19, jangan sampai anggaran yang ada, malah direlokasi juga ke penanganan Covid,” kata Andi saat di hub Via Seluler. Rabu siang (17/6).
Lebih lanjut, Andi juga mengatakan, pentingnya bagi masyarakat yang harus melakukan penilaian terlebih dahulu kepada setiap calon kepala daerah agar tidak salah menentukan segala sesuatunya.
“Memang sekarang belum ada penetapan resmi, tapi kan sudah ada beberapa nama figur yang muncul, makanya penting melakukan penilaian dini, artinya orang tersebut harus paham akan kebijakan publik ditingkat daerah, yang tentunya baik dari karakter, pengalaman bersentuhan langsung dengan masyarakat,” bebernya
Untuk itu ia menyarankan agar supaya masyarakat mampu berpikir kritis, dan siap untuk menjalankan kesadaran dalam berdemokrasi.
Ia berpendapat, bukan saatnya lagi untuk memaksakan diri, karena pekerjaan rumah untuk Gubernur dan Bupati terpilih sangatlah berat.
“Karena tantangan untuk new normal menjadi harga setimpal bagi setiap kepala daerah yang terpilih dikemudian hari,”. Pungkasnya. (Ar).