NUNUKAN, Kaltaraktual.com- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Nunukan kembali turun ke desa lewat program unggulannya, HMI Masuk Desa. Kali ini, kegiatan dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Desa Damai, Indonesia Tangguh: Menolak Radikalisme dan Terorisme”, yang digelar di Aula SMK Negeri 1 Sebatik Barat, Kamis, (13/11/25).
Puluhan peserta dari kalangan siswa SMK Negeri 1 Sebatik Barat tampak antusias mengikuti diskusi tersebut. Hadir pula sejumlah pejabat dan narasumber, di antaranya Kepala Sekolah SMK N 1 Sebatik Barat, Kapolsek Sebatik Barat, Kepala Desa Liang Bunyu, perwakilan Badan Kesbangpol Kabupaten Nunukan, serta tim dari Densus 88 Satgaswil Kaltara.
Ketua Umum HMI Cabang Nunukan, Andi Baso menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral mahasiswa Islam dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah gempuran ideologi transnasional yang kian masif.
“HMI hadir bukan hanya di kampus, tapi juga di tengah masyarakat desa. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang moderat, agar generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham radikal dan intoleran,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Densus 88 Satgaswil Kaltara menyoroti pentingnya deteksi dini terhadap penyebaran paham radikal di lingkungan pendidikan. Ia menjelaskan, radikalisme kerap muncul bukan lewat tindakan kekerasan, tetapi dari penyebaran ide dan narasi kebencian yang marak di ruang digital.
Kepala Badan Kesbangpol Nunukan, Hasan Basri, menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, aparat, lembaga pendidikan, dan organisasi kepemudaan seperti HMI menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan ideologi bangsa dari akar rumput.
“Membangun desa damai berarti membangun Indonesia dari bawah. Ketahanan ideologi bangsa bermula dari masyarakat desa yang sadar, terbuka, dan bersatu,” katanya.
FGD ini menjadi bagian dari rangkaian program HMI Masuk Desa, yang akan berlanjut dengan pelatihan kepemimpinan dan literasi digital di Desa Liang Bunyu. HMI Cabang Nunukan menargetkan program tersebut menjangkau lebih banyak desa perbatasan di Kabupaten Nunukan.
Menutup kegiatan, Ketua Umum HMI Cabang Nunukan menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata peran intelektual muda dalam menjaga perdamaian dan memperkuat ketahanan sosial masyarakat perbatasan.
“Ini adalah gerakan intelektual dan sosial untuk membangun desa yang damai, toleran, dan tangguh menghadapi segala bentuk ancaman ideologi destruktif,” pungkasnya. (**)
