OPINI, Kaltaraaktual.com- Kesejahteraan bagi banyak orang di Kecamatan Sembakung Di satu sisi tanah dan sungai yang menghidupi mereka selama berabad-abad seakan dijanjikan jalan baru menuju kemakmuran melalui produksi minyak dan gas, disisi lain yang hadir justru luka tangis kemanusiaan kerentanan sosial dan tanda tanya besar untuk siapa sebenarnya sumber daya ini dieksploitasi Eksploitasi sumber daya alam bukan hanya urusan teknis antara perusahaan dan pemerintah Ia adalah soal martabat manusia.
Bila tanah digali sungai tercemar udara sesak oleh polusi dan masyarakat lokal hanya mendapat dampaknya ini adalah kolonialisme dalam wajah baru yang datang melainkan kepentingan modal yang tak mengenal batas Sembakung adalah miniatur dari dilema besar wajah kalimantan ini.
Kita sering merayakan angka-angka pertumbuhan ekonomi ekspor migas dan investasi yang masuk Namun angka angka itu sering tak punya terjemahan nyata dalam keseharian warga di garis depan Mereka yang terdampak justru sering terpinggirkan dalam rapat-rapat penting di mana masa depan kampungnya ditentukan Mereka tidak duduk di kursi pengambil keputusan.
Namun mereka hanya merasakan akibat menekankan prinsip keadilan dan kebaikan yang melampaui sekadar hitung hitungan untung rugi Jika sumber daya alam hanya memperkaya segelintir orang tetapi merusak tatanan sosial dan lingkungan maka itu jelas bertentangan dengan prinsip keadilan lebih jauh tanggung jawab menjaga alam bukanlah jargon melainkan kewajiban moral yang tak bisa diabaikan.
Keberadaan coorperate dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang masuk di Kecamatan Sembakung sejatinya belum berdampak pada kemakmuran dan kesejahteraan warga yang sesungguhnya, tanpa monopoli seharusnya hal itu bisa menjadi wujud nyata dalam menghidupkan warga negara Indonesia yang bermukim di Sembakung. Alam dengan kekayaan digali tanpa henti, dikeruk tiada habisnya.
Apa yang kita perlukan adalah keberanian untuk membalik sudut pandang persoalan Produksi minyak dan gas harus dilihat pertama tama adalah dari perspektif warga dan lingkungan bukan dari kacamata pasar Pertanyaan mendasarnya apakah kegiatan ini membuat hidup masyarakat lebih sehat pendidikan lebih mudah diakses dan anak-anak lebih optimis menatap masa depan Sembakung seharusnya menjadi saksi bahwa pembangunan bisa berjalan tanpa mengorbankan rakyat dan lingkungan.
Lalu untuk sampai ke sana diperlukan kesadaran Bersama bahwa bumi bukan warisan untuk diperas habis melainkan titipan yang harus dijaga Kesejahteraan bukan sekadar uang kompensasi melainkan rasa aman sehat dan damai yang menyelimuti seluruh warga Di dalam sebuah tulisan ku ini aku ingin menutup dengan refleksi sederhana kita sering lupa bahwa pembangunan sejati bukan hanya apa yang kita ambil dari bumi melainkan apa yang kita kembalikan kepada manusia dan alam.
Penulis: Erhan Jabuk (Pegiat Seni dan Budaya Pagun)