MALINAU, Kaltaraaktual.com– Malam puncak Festival Budaya Irau ke-11 sekaligus peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau menjadi momentum bersejarah bagi Bumi Intimung. Ajang budaya tahunan ini resmi ditutup oleh Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, di Arena Lapangan Pro Sehat, Padan Li’u Burung, Minggu malam (26/10/2025), dengan torehan membanggakan: empat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Empat rekor tersebut meliputi Pagelaran Budaya dengan Durasi Terlama, Pagelaran Budaya dengan Atraksi Terbanyak dari Etnik Berbeda, Replika Kipas Terbesar Adat Bulungon, dan Replika Kalong Bekang Terbesar Adat Dayak Tenggalan.
“Budaya adalah kita, dan kita adalah budaya,” ucap Wempi dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan ribuan warga. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat, 11 lembaga adat, dan 15 paguyuban yang selama 19 hari menampilkan kekayaan seni dan tradisi daerah.
Menurut Wempi, keberhasilan ini bukan hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga bukti bahwa Malinau mampu menjadi tuan rumah event besar dengan semangat kebersamaan dan kedamaian. “Kita membuktikan bahwa Kalimantan Utara, khususnya Malinau, bisa menggelar festival berskala nasional dengan penuh sukacita,” kata dia.
Festival Irau yang telah berlangsung lebih dari dua dekade itu kini mulai mendapat perhatian nasional. Asisten Deputi Strategi Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pran Handoko, menyebut pihaknya tengah mengusulkan Festival Irau masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) daftar resmi event unggulan nasional.
“Dengan masuknya Irau ke dalam KEN, dukungan terhadap penyelenggaraan akan semakin besar dan dampak ekonominya akan meluas. Malinau punya potensi kuat di sektor pariwisata budaya,” ujar Handoko.
Malam penutupan semakin semarak dengan penampilan Iwan Fals bersama band pengiringnya. Sang legenda musik Indonesia membawakan lagu-lagu ikoniknya, termasuk Bongkar dan Bebilin Lagi – lagu daerah Suku Tidung yang dinyanyikan bersama penonton.
Festival Irau ke-11 tidak hanya meninggalkan jejak budaya, tetapi juga tonggak penting bagi promosi pariwisata Malinau di tingkat nasional. Empat rekor MURI menjadi simbol pengakuan atas semangat kolektif masyarakat yang terus menjaga dan merayakan identitasnya. (jms/prokompim/*red)










