Sarasehan Kebhinekaan: Generasi Muda Diajak Rawat Toleransi dan Kebebasan Beragama

TARAKAN, Kaltaraaktual.com – Upaya memperkuat nilai toleransi dan menjaga kerukunan antarumat beragama terus digalakkan di Kota Tarakan. Hal ini terlihat dalam kegiatan Sarasehan Kebhinekaan bertema “Tantangan Kebebasan Beragama dalam Perspektif Konstitusi Negara dan Sosial” yang digelar Kamis malam (4/9/25).

Acara ini dihadiri perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tarakan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI), FKUB Muda, Kesbangpol Kaltara, Densus 88, KNPI Kaltara, hingga puluhan mahasiswa lintas organisasi. Kehadiran lebih dari 60 peserta menunjukkan komitmen bersama dalam merawat kerukunan sosial di tengah keberagaman.

Kepala Kemenag Tarakan menegaskan, kebebasan beragama adalah hak konstitusional sekaligus tanggung jawab sosial.

“Kebebasan beragama adalah hak yang dijamin negara, namun pelaksanaannya harus tetap menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan sosial,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan FKUB Tarakan, Ust. Syamsi Sarman, menyoroti pentingnya generasi muda ikut terlibat dalam membangun kesadaran lintas iman.

“Materi yang saya sampaikan lebih pada aspek kerukunan, bagaimana membangun kesadaran bersama di tengah kebhinekaan. Jika narasumber lain menyoroti aspek hukum dan kebijakan, saya fokus pada pentingnya persaudaraan dan harmoni sosial,” jelasnya.

Senada, Pdt. Dr. Yance Pomantaw, M.Th., M.Pd.K. dari Majelis Umat Kristen Kota Tarakan menekankan masih minimnya dialog lintas agama yang berpotensi memperlebar jarak antarumat. Ia juga menyoroti faktor ketidakadilan sosial dan ekonomi sebagai pemicu ketegangan.

“Keadilan dalam setiap aspek kehidupan bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban moral dan spiritual. Penegakan hukum yang adil, pendidikan multikultural, serta dialog lintas agama harus diperkuat,” tegasnya.

Dalam diskusi, para narasumber sepakat bahwa media, aparat, tokoh agama, hingga masyarakat luas perlu berperan aktif mencegah provokasi yang dapat memicu perpecahan.

Ust. Syamsi menambahkan, Tarakan selama ini dikenal sebagai daerah yang kondusif dan damai.

“Banyak tamu yang datang ke Kalimantan Utara mengagumi kondusifitas kehidupan beragama di sini. Kondisi damai ini harus terus dirawat agar tidak terjadi konflik horizontal seperti di daerah lain,” ucapnya.

Sarasehan Kebhinekaan ini diharapkan mampu memperkuat sinergi lintas elemen – mulai dari aparat keamanan, tokoh agama, organisasi kepemudaan, hingga masyarakat – dalam menjaga persatuan dan perdamaian di Bumi Paguntaka. (**)

Tinggalkan Balasan