NUNUKAN, Kaltaraaktual.com- Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) terus mendorong penguatan sektor pariwisata berbasis masyarakat. Salah satu langkah nyatanya diwujudkan melalui kegiatan Workshop Program Kerja Akselerasi Pengembangan Desa Wisata Binusan, yang digelar pada Selasa (28/10/2025) di Objek Wisata Air Terjun Binusan, Desa Binusan.
Kegiatan ini diikuti oleh 37 peserta yang terdiri dari Pokdarwis Pagun Taka, Pokdarwis Busoy Batu Bedinding, dan Pokdarwis Belaga One Karya Nusa. Workshop menghadirkan tenaga ahli bidang perencanaan pariwisata, Ida Bagus Suryawan, ST., M.Si., dari Universitas Udayana Bali, yang memberikan arahan dan panduan teknis dalam menyusun langkah percepatan pengembangan Desa Wisata Binusan sebagai salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Nunukan.
Dalam paparannya, Ida Bagus Suryawan menjelaskan bahwa pengembangan Desa Wisata Binusan saat ini masih berada pada tahap eksplorasi (menggali potensi) dan akan berlanjut ke tahap involvement (pelibatan), yakni fase yang menuntut keterlibatan berbagai pihak — mulai dari kelompok sadar wisata, pemerintah daerah, sekolah, hingga masyarakat umum.
“Binusan baru memasuki fase eksplorasi. Selanjutnya, kita akan masuk ke tahap pelibatan, melibatkan Pokdarwis, sekolah, dan pihak dinas agar proses pengembangan berjalan menyeluruh. Untuk mencapai tahap development yang matang, dibutuhkan waktu sekitar lima tahun,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa setiap destinasi wisata memiliki titik kecenderungan menurun bila tidak dikelola secara berkelanjutan.
“Sebuah daya tarik wisata, kalau tidak terus diperbarui dan dirawat, akan stagnan. Sama halnya seperti merawat pohon atau anak kecil perlu perhatian terus-menerus agar tetap tumbuh,” ujarnya.
Menurutnya, di Desa Binusan terdapat sedikitnya lima potensi wisata yang dapat dikembangkan: air terjun, hutan, kawasan mangrove, balai adat, dan kampung budaya. Semua elemen tersebut mencerminkan orientasi kebudayaan yang kuat, yang bila dikemas dengan baik akan menjadi daya tarik khas bagi pengunjung.
“Kita tidak harus bersaing dengan daerah lain, yang penting berbeda dan punya identitas. Binusan harus bisa memberi pengalaman yang unik bagi setiap orang yang datang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ida Bagus Suryawan juga mengingatkan pentingnya penerapan prinsip 4A dalam pariwisata, yaitu Attraction (daya tarik), Accessibility (aksesibilitas), Amenity (fasilitas), dan Acceleration Service (percepatan pelayanan).
“Empat unsur ini harus berjalan seimbang. Daya tarik yang kuat, akses yang mudah, fasilitas memadai, dan pelayanan yang cepat akan membuat wisatawan betah dan ingin kembali,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Disbudporapar Kabupaten Nunukan, H. Iskandar, SE, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyamakan arah dan langkah bersama dalam pengembangan destinasi lokal.
“Workshop ini bukan hanya soal rencana kerja, tapi juga tentang membangun sinergi. Pemerintah daerah siap mendukung Pokdarwis dan masyarakat agar Binusan benar-benar tumbuh menjadi desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Disbudporapar berharap Desa Binusan dapat menjadi contoh pengelolaan destinasi berbasis masyarakat yang konsisten menjaga nilai budaya, kelestarian alam, dan kualitas layanan wisata.
Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat diharapkan menjadi fondasi kuat bagi Nunukan untuk terus bergerak menuju pariwisata yang unggul, berdaya saing, dan berkelanjutan.(iaa/*hm/diskominfonnk)











