Kupas Visi-Misi dan Program IRAMA Prespektif Pengamat Ekonomi Part 3

Tak Berkategori

NUNUKAN, Kaltaraaktual.com- Mengupas Visi-Misi dan Program Kepala daerah adalah langkah memberikan pendidikan politik secara akal sehat yang rasional.  Untuk yang ketiga, akademisi pengamat ekonomi Dr. Erick Karunia, SE, MM sekaligus dosen Universitas Borneo Tarakan (UBT), Selasa, (08/10/24), mencoba mengupas visi misi dan program Calon Bupati dan Wakil Bupati Nunukan, nomor urut 3, H. Irwan Sabri – Hermanus (IRAMA) yang mengusung Visi: “Kabupaten Nunukan Beranda Depan yang Berdaya Saing, Maju dan Berkelanjutan” yang bertarung pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nunukan tahun 2024.

Visi yang diusung dengan bahasa berkelanjutan seakan ingin melanjutkan tujuan pembangunan kepala daerah sebelumnya karena secara tekstual menggambarkan “keberlanjutan”, lantas dimana letak jargon perubahan yang digaungkan dalam visi paslon IRAMA.

Padahal tagline yang diusung paslon IRAMA ini adalah “Energi Baru” yang seharusnya menampilkan tujuan baru atau pembaharuan, Palson ini juga getol membahasakan perubahan disetiap publikasinya, namun secara visi yang diusung dan ditulis belum menggambarkan perubahan hal tersebut.

Dari logika visi paslon tersebut kita bisa berpikir dan menilai sendiri letak keseriusan yang seperti apa untuk melakukan pembangunan di Kabupaten Nunukan kedepannya, dimana tujuan calon kepala daerah merupakan pondasi untuk melakukan misi dan menjalankan program.

Sementara Misi Pasangan Calon Bupati Dan Wakil Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri Dan Hermanus, Dari Perspektif Ekonomi Dan Manajemen.

Kelebihan dari Perspektif Ekonomi

1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal:

Fokus pada pemanfaatan sumber daya lokal melalui sektor pertanian, perikanan, dan UMKM menunjukkan strategi yang kuat untuk mengembangkan ekonomi lokal yang lebih berkelanjutan. Program seperti pemberian bantuan bibit, pupuk, dan alat mekanisasi secara gratis akan meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan peternakan. ini juga akan membantu mengurangi ketergantungan pada produk luar dan meningkatkan kemandirian ekonomi.

2. Penguatan UMKM:

Program “Satu Desa Satu Program UMKM Berbasis Potensi Lokal” adalah pendekatan yang baik untuk memperkuat ekonomi desa dan pemberdayaan masyarakat. Pengembangan UMKM melalui penguatan BUMDes dapat memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Peningkatan Infrastruktur untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi:

Rencana pembangunan infrastruktur seperti 100 km jalan tani per tahun, pembangunan jalan penghubung kecamatan dan desa, serta satu kecamatan satu alat berat akan mempercepat distribusi barang dan jasa. Infrastruktur yang memadai akan meningkatkan akses pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

4. Ketersediaan Listrik dan Internet:

Fokus pada pemerataan listrik dan penyediaan jaringan internet di wilayah yang belum terjangkau melalui program Starlink akan meningkatkan aksesibilitas, terutama untuk pendidikan dan bisnis. Ini merupakan elemen penting dalam mendorong ekonomi digital dan meningkatkan daya saing global.

5. Pemberdayaan Nelayan dan Petani Rumput Laut:

Program untuk menjaga stabilitas harga rumput laut melalui peraturan daerah serta pemberian alat tangkap dan mesin bagi nelayan akan membantu mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi nelayan lokal dan meningkatkan kesejahteraan mereka namun harus mempelajari aturan hukum yang berlaku sebagai dasar.

Kelebihan dari Perspektif Manajemen

1. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Transparan:

Misi untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan cepat dengan pendekatan e- government menunjukkan komitmen terhadap akuntabilitas dan efisiensi. Penerapan sistem meritokrasi dalam penempatan ASN dan peningkatan kompetensi pegawai akan memperkuat kapasitas birokrasi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

2. Penekanan pada Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan:

Program beasiswa untuk 1.000 dan mahasiswa per tahun serta penyediaan seragam sekolah gratis menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan latihan kerja melalui 1.000 pelatihan keterampilan per tahun juga memperkuat fokus pada manajemen SDM untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih kompetitif.

3. Manajemen Risiko Stunting dan Gizi Buruk:

Upaya untuk menekan angka stunting dan meningkatkan gizi balita melalui penguatan peran Posyandu mencerminkan manajemen yang proaktif dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan giai dan kesehatan anak.

Kekurangan dari Perspektif Ekonomi

1. Ketergantungan pada Sektor Primer

Meski ada upaya untuk memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan UMKM, ekonomi Nunukan masih terlalu berfokus pada sektor primer, termasuk menjanjikan stabilitas harga rumput laut yang seharusnya dibarengi dengan mempelajari aturan main suplay demand ekonomi termasuk kualitas kadar mutu, pasar, selain itu ada dasar hukum yang harus yang kuat sebagai aturan yang mengikat dari atas kebawah.  Ketergantungan ini membuat perekonomian rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan perubahan iklim. Diversifikasi ke sektor industri sekunder atau tersier belum terlihat cukup kuat.

2. Kurangnya Fokus pada Sektor Teknologi dan Digitalisasi

Meskipun ada rencana untuk memperluas akses internet, tidak ada fokus yang cukup pada pengembangan sektor teknologi atau industri berbasis inovasi. Tanpa transformasi digital yang signifikan, Nunukan bisa tertinggal dalam hal adopsi teknologi dan penciptaan lapangan kerja di sektor ekonomi yang lebih modem.

Kekurangan dari Perspektif Manajemen

1. Implementasi yang Tidak Terukur

Beberapa program, seperti pembangunan 100 km jalan tani per tahun dan 200 rumah layak huni, belum memiliki indikator kinerja yang jelas untuk mengukur keberhasilan atau target yang lebih konkret. Tanpa tolak ukur yang jelas, sulit untuk memastikan apakah pencapaian visi dan misi ini dapat dievaluasi dengan baik serta bisa di implementasikan

2. Manajemen Risiko Lingkungan

Ada kekhawatiran mengenai potensi dampak lingkungan dari pembangunan infrastruktur dan ekspansi sektor pertanian dan perikanan. Tidak ada strategi yang mendalam tentang bagaimana menangani risiko degradasi lingkungan, yang penting untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian alam.

3. Kurangnya Fokus pada Reformasi Birokrasi yang Komprehensif

Meski ada komitmen untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang lebih transparan, tidak ada rincian yang mendalam tentang reformasi birokrasi untuk mengatasi masalah inefisiensi yang kerap terjadi di daerah-daerah. Efektivitas program-program yang ambisius akan sangat bergantung pada kemampuan birokrasi untuk menjalankannya dengan baik.

Kesimpulan

Secara umum, visi dan misi H. Irwan Sabri dan Hermanus menunjukkan fokus kuat pada pemberdayaan ekonomi lokal, peningkatan infrastruktur, dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Dari perspektif ekonomi, kekuatan utama terletak pada pemanfaatan sumber daya lokal dan pembangunan infrastruktur dasar, namun ada risiko ketergantungan pada sektor primer yang mendominasi sehingga berdampak pada adanya tantangan yang sulit digapai ketika itu tanpa rasionalisasi perencanaan kebijakan ekonomi yang terukur.

Dari perspektif manajemen, program-program pendidikan, kesehatan, dan tata kelola yang lebih transparan menjadi kekuatan, tetapi tantangan dalam implementasi serta manajemen risiko lingkungan perlu ditangani dengan lebih serius. (**)

x

Tinggalkan Balasan