Bupati Bulungan Paparkan Strategi Pembangunan Hijau di Pekan Iklim Bali

BALI, Kaltaraaktual.com – Bupati Bulungan, Syarwani, tampil sebagai salah satu narasumber dalam seminar bertema “Hutan untuk Iklim: Inisiatif Daerah dan Partisipasi Pemerintah” pada rangkaian Pekan Iklim Bali, Senin (25/8). Forum ini mempertemukan pemerintah daerah, akademisi, komunitas adat, hingga praktisi internasional untuk membahas peran hutan dalam menghadapi krisis iklim.

Dalam paparannya, Syarwani menekankan bahwa isu iklim tidak bisa dilepaskan dari konteks lokal. Menurutnya, inisiatif daerah justru menjadi fondasi penting untuk menjaga hutan sekaligus menggerakkan partisipasi masyarakat.

“Hutan bukan hanya soal karbon dan iklim global, tetapi juga identitas, pangan, dan masa depan masyarakat lokal. Karena itu, Bulungan membangun paradigma pembangunan hijau, inklusif, dan berkelanjutan,” kata Syarwani.

Ia mencontohkan peran masyarakat hukum adat Punan Batu Benau yang mengelola lebih dari 4.000 hektare hutan dan berhasil meraih penghargaan Kalpataru 2023. Pengakuan formal lewat SK Bupati, menurutnya, adalah bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal.

Bulungan juga memasukkan visi “Berdaulat melalui Pembangunan Hijau Berkelanjutan” dalam RPJMD 2024–2029. Salah satu inovasi yang dipaparkan adalah Transfer Anggaran Kabupaten berbasis Ekologi (TAKE). Tahun 2025, sebanyak Rp7 miliar akan dialokasikan untuk kompetisi desa berbasis ekologi, mulai dari pengelolaan sampah plastik hingga ekonomi sirkular.

Selain itu, program One Village One Product (OVOP) juga terus didorong. Produk berbasis hasil hutan dan pertanian, seperti cokelat dari Desa Pejalin dan Antutan, ditargetkan bisa masuk gerai Sarinah Jakarta pada 2025.

Syarwani juga menyinggung program IAD Lanskap Kayan yang mencakup 600 ribu hektare di 18 desa dan 4 kecamatan. Melalui pendekatan lanskap, masyarakat mendapat akses ekonomi tanpa harus merusak hutan.

“Dengan cara ini, kami ingin membuktikan bahwa solusi iklim global bisa lahir dari desa, dari masyarakat adat, dari daerah-daerah,” tegas Syarwani.

Tak hanya itu, Bulungan juga mendorong inovasi seperti pengolahan sampah plastik menjadi batako hingga skema pembiayaan hijau lewat Kredit Mesra bersama BUMD untuk UMKM dan desa.

Seminar ini juga menampilkan pengalaman dari berbagai daerah di Indonesia serta praktik internasional. Seluruhnya menegaskan bahwa ketahanan iklim hanya bisa dicapai melalui sinergi dari bawah ke atas, dengan hutan sebagai fondasi utama. (sgf/*red)

Tinggalkan Balasan