JAKARTA, Kaltaraaktual.com- Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, menutup pekan pertamanya di November dengan torehan bergengsi. Jumat malam, (07/11/25), Wempi menerima penghargaan TV One Award untuk Kategori Inovasi Pelestarian Budaya dan Kearifan Lokal. Penghargaan itu menjadi penanda bahwa pembangunan di Malinau tak hanya mengejar modernitas, tapi juga mengakar kuat pada identitas budaya.
“Ini bukan penghargaan untuk saya pribadi. Ini milik masyarakat Malinau yang terus menjaga budayanya,” ujar Wempi saat ditemui seusai penyerahan penghargaan.
Wempi menyoroti peran Festival Budaya IRAU ke-11 yang digelar beriringan dengan HUT Malinau ke-26.
Tak sekadar pertunjukan budaya, IRAU menurutnya telah menjadi ruang kolaborasi ekonomi dari pelaku UMKM, komunitas adat, hingga sektor pariwisata.
“Perputaran ekonomi kita tembus Rp108 miliar lebih. Artinya, budaya bukan hanya warisan, tapi lokomotif ekonomi lokal,” tutur Wempi.
Ia mencatat pergerakan transaksi ekonomi itu berasal dari sektor akomodasi, kuliner, kerajinan, festival, hingga jasa.

Bupati Wempi menyebut, raihan penghargaan TV One menjadi refleksi bahwa pembangunan Malinau berjalan bukan hanya fisik, melainkan pembentukan karakter masyarakat melalui lima program unggulan.
“Program ini bukan hanya konsep di atas kertas. Semua bergerak menembus desa, memastikan masyarakat secara bertahap merasakan kehadiran pemerintah daerah secara langsung,” ujarnya.
Kelima program unggulan itu ialah:
1. Wajib Belajar Malinau Maju
Memastikan akses pendidikan berkualitas hingga pelosok.
2. Desa Sarjana Unggul
Mendorong lahirnya SDM berpendidikan tinggi dari desa.
3. Pertanian Sehat
Mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan yang berpihak pada petani.
4. Smart Government
Memperkuat tata kelola pemerintahan berbasis digital.
5. Milenial Mandiri
Menciptakan generasi muda berdaya saing dan mandiri secara ekonomi.
Menurut Wempi, lima program ini dirancang sebagai fondasi pembangunan jangka panjang yang berbasis potensi lokal. “Kita ingin masyarakat tumbuh dari akar. Pendidikan meningkat, pangan terjamin, pemerintah transparan, dan pemuda jadi motor ekonomi,” ujarnya.
Wempi menegaskan, pelestarian budaya bukan hanya hajatan seremonial. Dalam festival IRAU, setiap rangkaian agenda dirancang untuk melibatkan masyarakat adat, pelaku seni, dan UMKM agar manfaatnya dapat dirasakan luas.
“Melestarikan budaya itu bukan soal masa lalu, tapi masa depan. Kita mengurus tradisi bukan untuk nostalgia, tapi untuk memodernisasi nilai-nilainya,” katanya.
Wempi mengaku, penghargaan tersebut menjadi pengingat sekaligus pendorong untuk terus merawat kearifan lokal sebagai identitas daerah yang unik.
“Kita ingin budaya menjadi daya saing Malinau. Kalau ekonomi tumbuh bersama budaya dan kehidupan harmonis penuh toleransi, maka masyarakat yang menang,” ujarnya.
Ia berharap, geliat festival dan program unggulan pemerintah dapat mendorong Malinau menjadi rumah bagi pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis tradisi. “Malinau harus maju, tapi tetap berpijak pada akar budaya. Di situ masa depan kita,” tutupnya. (**)









