MALINAU, Kaltaraaktual.com– Pemerintah Kabupaten Malinau terus mematangkan persiapan pelaksanaan Irau Malinau ke-11 Tahun 2025 yang akan digelar pada 7–26 Oktober 2025. Perhelatan dua tahunan ini akan dirangkai dengan Festival Budaya dan perayaan HUT ke-26 Kabupaten Malinau.
Sekretaris Daerah (Sekda) Malinau, Ernes Silvanus, menegaskan bahwa persiapan yang dilakukan tetap memperhatikan arahan Mendagri maupun Gubernur Kaltara. Menurutnya, fokus utama Irau adalah menampilkan kekayaan budaya lokal.
“Di Irau ini kita lebih mengutamakan budaya, baik itu dari etnis maupun paguyuban. Ada 11 etnis asli Malinau dan 14 paguyuban. Setiap hari mereka akan mendapat kesempatan untuk menampilkan seni dan budaya masing-masing,” ujar Ernes, Senin Siang, (22/9/25).
UMKM Jadi Motor Ekonomi
Selain menonjolkan budaya, Irau juga akan melibatkan 583 UMKM. Mereka akan menampilkan produk unggulan dan kuliner khas. Menurut Ernes, geliat ekonomi kerakyatan ini selalu menjadi daya tarik tersendiri.
“Dari tahun ke tahun, pergerakan ekonomi semakin kuat. Tahun ini kita targetkan perputaran uang bisa tembus Rp50 miliar. Beberapa tahun lalu dari survei, perputaran ekonomi di lokasi saja sekitar Rp43 miliar,” jelasnya.
Pemerintah juga memfasilitasi UMKM tanpa menarik retribusi. “Stand mereka dibangun sendiri sesuai desain, tapi listrik dan biaya lain kita gratiskan. Jadi mereka tinggal fokus berjualan,” tambahnya.
Partisipasi OPD hingga Lembaga Vertikal
Irau juga akan diisi stand dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan, desa, hingga BUMN, BUMD, perbankan, dan lembaga vertikal. Semua dikemas lebih rapi dan modern.
“Kita sudah persiapkan panggung utama, arena Irau, dan stand-stand supaya lebih tertata. Harapan kami semua bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata Ernes.
Artis Nasional hingga Rekor MURI
Meski fokus pada budaya, pemerintah daerah juga melibatkan artis ibu kota. Salah satunya Iwan Fals, yang dijadwalkan tampil di penutupan dan berencana tinggal lebih lama di Malinau.
“Ada juga band Slank yang akan kolaborasi dengan musisi lokal, dan kita libatkan 27 band lokal setiap harinya. Jadi semua anak Malinau punya panggung,” ungkap Ernes.
Selain itu, panitia menargetkan beberapa rekor MURI, seperti pesta budaya terlama dan pesta suku terbanyak. Dari Bulungan juga akan ditampilkan Kipas Raja terbesar di Indonesia.
Panggung Toleransi
Menariknya, Irau juga menampilkan wajah toleransi Malinau. Pada 23 Oktober, tokoh dari lima agama akan hadir dalam satu panggung.
“Ada Ustaz Das’at Latif, Pendeta Marcel, perwakilan Katolik, Budha, dan Hindu. Mereka akan memberi tausiah, firman, atau renungan. Inilah simbol Malinau, daerah yang rukun dalam keberagaman,” tegasnya.
Ernes berharap, Irau Malinau 2025 tak hanya menjadi ajang budaya, tetapi juga pariwisata, ekonomi, dan edukasi. “Mudah-mudahan dampaknya dirasakan semua lapisan, mulai dari hotel, penginapan, rumah makan, sampai warung kecil,” pungkasnya. (**)