TANJUNG SELOR, Kaltaraaktual.com- Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 003 Tanjung Palas Tengah, yang terletak di Dusun Antal, Desa Salimbatu, Kabupaten Bulungan, kian memprihatinkan. Kerusakan fisik utamanya di area langit-langit dan plafon bangunan sudah sangat parah.
Kepala SDN 003 Tanjung Palas Tengah, Akhmat, mengungkapkan kekhawatiran serupa. Menurutnya, kerusakan bangunan sudah berlangsung cukup lama.
“Saat saya menjabat sebagai kepala sekolah pada 2019, kondisi bangunan sudah seperti ini. Sekarang justru makin parah. Hampir semua ruang kelas mengalami kerusakan,” ujarnya, Rabu, (02/07/25).
Akhmat menceritakan fakta yang terjadi, tak hanya faktor usia bangunan, serangan satwa liar seperti monyet juga memperparah kondisi sekolah. “Monyet-monyetnya besar-besar. Mereka naik ke atap dan masuk melalui celah plafon sehingga menyebabkan kerusakan,” tambah Akhmat.

Pihak sekolah mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulungan.
“Kami terus melaporkan. Mudah-mudahan bisa segera ada perhatian dan tindak lanjut,” imbuhnya.
Eko yang merupakan salah seorang Guru SDN 03 di Dusun Antal, Desa Salimbatu Bulungan menyampaikan, sebenarnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bulungan sebelumya telah menyampaikan bahwa akan membangun lahan SD dan SMP dilokasi hibah lahan yang diberikan masyarakat tapi sampai sekarang tak ada realisasi yang jelas mengenai kapan dibangunnya gedung sekolah baru.
“Sudah ada tanah hibah yang diberikan oleh masyarakat, sebelumnya dinas Pendidikan juga berjanji akan membangun SD dan SMP di lokasi hibah lahan tersebut, tetapi sampai saat ini belum ada informasi lanjutan, ” ujar Eko Guru di Dusun Antal.
Dengan kondisi yang makin memburuk, para guru dan siswa hanya bisa meningkatkan kewaspadaan saat berada di dalam kelas. Akhmat pun memastikan agar kegiatan belajar tetap berjalan, meski dengan penuh kehati-hatian.
Eko juga menyuarakan harapan besar masyarakat. Mereka menunggu janji pembangunan gedung baru untuk SD dan SMP. Karena saat ini, anak-anak harus menempuh perjalanan jauh ke Salimbatu atau bahkan ke Tarakan untuk melanjutkan ke jenjang SMP.
Tak hanya masalah gedung sekolah, sarana dan prasarana, jaringan internet yang buruk juga menghambat proses belajar. Para guru terpaksa harus mencari tempat dengan sinyal yang lebih baik demi menjalankan tugas pahlawan tanpa tanda jasa ini.
Dengan kondisi demikian miris, masyarakat Dusun Antal berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat, agar anak-anak di pelosok juga bisa merasakan pendidikan yang layak, aman, dan setara.
Pmerintah setempat seakan tak mempedulikan dunia pendidikan, padahal warga sekitar sudah menghibahkan lahan untuk pembangunan pendidikan namun janji tinggal janji. Bahkan Plafon sekolah SDN 03 di Dusun Antal semakin parah dan sudah mulai runtuh di beberapa titik. Sejumlah ruang kelas bahkan tidak lagi layak digunakan untuk proses belajar mengajar secara optimal hingga membuat keprihatinan dalam pendidikan. (*red)