MBG Dinilai Gagal! 58 Siswa Keracunan Massal di Sebatik, HMI: Anak Perbatasan Bukan Kelinci Percobaan

NUNUKAN, Kaltaraktual.com– Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Nunukan menyampaikan sikap keras atas kasus keracunan massal yang menimpa 58 siswa di Sebatik.

Program Makanan Bergizi (MBG), yang seharusnya menjadi solusi pemenuhan gizi anak sekolah, justru berubah menjadi ancaman kesehatan.

Ketua HMI Cabang Nunukan, Andi Baso, menilai program MBG telah gagal total. “Program MBG yang tidak diawasi ketat dan tidak dikelola secara profesional tidak lagi layak untuk diteruskan. Alih-alih memberi manfaat, justru merusak generasi,” tegas Andi Baso, Selasa, 30 September 2025.

Menurut Andi, kejadian ini adalah tamparan keras bagi pemerintah daerah dan dinas terkait. Alih-alih memberi gizi, program ini malah memperlihatkan kelalaian dan lemahnya sistem pengawasan.

“Jangan sampai dalih memberikan gizi berubah menjadi malapetaka yang merusak generasi muda,” ujarnya.

Ketua Umum HMI Cabang Nunukan, Andi Baso.

Ketua HMI Nunukan menuntut pemerintah daerah dan instansi terkait bertanggung jawab penuh. Bukan sekadar meredam isu, kata Andi, tapi melakukan investigasi menyeluruh serta menghentikan program sebelum ada korban berikutnya.

Generasi di wilayah perbatasan, ujar HMI, sudah menghadapi tantangan besar dalam pendidikan dan kesehatan. Jika program pemerintah justru menambah penderitaan, maka jelas yang lahir bukan kebermanfaatan, melainkan ancaman.

“Kasus Sebatik harus menjadi momentum peringatan. Menghentikan program yang gagal, mengevaluasi secara total, dan mencari solusi yang benar adalah bentuk keberpihakan nyata pada masa depan generasi bangsa. Generasi di perbatasan adalah aset bangsa, bukan kelinci percobaan,” tegas Andi Baso. (*bs)

Tinggalkan Balasan