Upacara Adat Bulungan Warnai Irau ke-11 Malinau, Kipas Raksasa Siap Pecahkan Rekor MURI!

MALINAU, Kaltaraaktual.com- Bupati Malinau Wempi W. Mawa menghadiri Upacara Adat Bulungan, yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan Irau ke-11 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau, Kamis (16/10/25).

Turut hadir Wakil Bupati Malinau Jakaria, Sekretaris Daerah Ernes Silvanus, unsur Forkopimda, para tokoh adat, tokoh masyarakat, serta perwakilan berbagai paguyuban etnis yang meramaikan pesta rakyat terbesar di Bumi Intimung ini.

Upacara adat Bulungan tersebut menjadi simbol penghormatan terhadap kearifan lokal dan kebudayaan daerah, yang turut memperkaya keberagaman masyarakat Malinau.

Prosesi adat digelar dengan penuh khidmat, diawali dengan penyambutan tamu kehormatan secara adat, disusul dengan tarian khas Bulungan, doa bersama, dan penyampaian makna budaya oleh para tetua adat.

Menariknya, masyarakat Suku Bulungan yang berdomisili di Malinau turut menampilkan prosesi pernikahan adat Bulungan secara lengkap – mulai dari meminang, pengantaran jujuran, hingga penentuan tanggal pernikahan.

Tak berhenti di situ, prosesi dilanjutkan dengan malam bepupur bagi mempelai pria, diiringi musik tradisional, lantunan doa, dan tarian japen yang menggambarkan kekhidmatan serta keindahan budaya Bulungan.

Salah satu momen paling ditunggu adalah “Lungkap Tabir” atau pembukaan tujuh lapis tirai yang dijaga oleh para penjaga adat. Setiap lapisan tirai hanya bisa dibuka setelah mempelai pria memenuhi syarat simbolik sebelum akhirnya bertemu dengan sang mempelai perempuan.

Menambah kemeriahan, masyarakat Bulungan juga mempersembahkan kipas raksasa sebagai karya khas adat Bulungan yang diharapkan mencatatkan rekor MURI sebagai kipas adat terbesar di Indonesia.

Bupati Wempi W. Mawa menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas partisipasi masyarakat Bulungan yang ikut menjaga dan menampilkan warisan leluhur mereka di ajang Irau.

“Kita bersyukur karena setiap etnis di Malinau turut menampilkan kekayaan budayanya. Ini bukti semangat persaudaraan dan kebersamaan yang terus hidup dalam keberagaman masyarakat Malinau,” ujar Wempi.

Ia menambahkan, pelaksanaan upacara adat bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga penguat jati diri dan pemersatu masyarakat multietnis.

“Irau bukan sekadar pesta rakyat, tetapi momentum untuk meneguhkan komitmen kita menjaga warisan leluhur dan memperkuat jalinan persaudaraan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Bulungan Kabupaten Malinau, Dt. Misrah, D.A., menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya Bulungan.

“Kami berterima kasih kepada Bupati dan seluruh jajaran yang selalu memberikan ruang bagi masyarakat adat untuk menampilkan tradisinya. Semoga budaya Bulungan terus lestari dan menjadi bagian penting dari keberagaman Malinau,” tuturnya.

Upacara adat Bulungan ini menjadi salah satu dari puluhan kegiatan budaya yang mewarnai Irau ke-11 dalam rangka HUT Kabupaten Malinau ke-26 dengan tema besar “Malinau: Negeri Sang Pengendali Air.”

Perayaan ini diharapkan tidak hanya memperkenalkan kekayaan tradisi Kalimantan Utara ke masyarakat luas, tetapi juga memperkuat posisi Malinau sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, persaudaraan, dan kebersamaan. (ilm/red)

Tinggalkan Balasan