TANJUNG SELOR, Kaltaraaktual.com– Dalam momentum Hari Jadi Kabupaten Bulungan ke-65 dan Hari Jadi Tanjung Selor ke-235, Bupati Bulungan Syarwani didampingi Wakil Bupati Kilat Bilung menyampaikan apresiasi mendalam kepada masyarakat hukum adat Punan Batu Benau Sajau atas prestasi luar biasa mereka di bidang pelestarian lingkungan hidup.
“Pada kesempatan berbahagia ini, izinkan saya sekali lagi, atas nama pribadi dan Pemerintah Daerah, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat hukum adat Punan Batu Benau Sajau,” ujar Bupati Syarwani dalam sambutannya di hadapan masyarakat dan tamu undangan.
Masyarakat Punan Batu Benau yang berada di wilayah Kecamatan Tanjung Palas Timur berhasil meraih penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, yakni Kalpataru Tahun 2024. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Pemerintah Pusat sebagai bentuk pengakuan terhadap komitmen masyarakat adat dalam menjaga kelestarian hutan.
“Penghargaan ini diberikan karena masyarakat Punan Batu Benau telah menunjukkan komitmen kuat dalam menyelamatkan lingkungan dengan menjaga kelestarian hutan adat di sepanjang tepian hulu Sungai Sajau dan hutan di sekitar Gunung Benau,” terang Bupati Syarwani.
Ia menegaskan bahwa keberadaan masyarakat Punan Batu Benau menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Bulungan. “Perhatian tersebut selaras dengan komitmen kita dalam menjalankan program pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemerintah Kabupaten Bulungan telah memberikan Surat Keputusan (SK) Bupati tentang Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Punan Batu sejak tahun 2023.
“Pada tahun 2025 ini, kita juga menindaklanjuti komitmen tersebut dengan menerbitkan SK Bupati Nomor 100.3.3.2/400 Tahun 2025 tentang Masyarakat Hukum Adat Punan Tugung,” ungkap Bupati.
Sementara itu, Wakil Bupati Kilat Bilung, menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap masyarakat adat di Bulungan sebagai bagian penting dari identitas daerah dan pilar pembangunan berkelanjutan.
“Masyarakat adat seperti Punan Batu Benau dan Punan Tugung adalah penjaga alam yang sesungguhnya. Kita harus memastikan hak-hak mereka terlindungi, serta kearifan lokal mereka tetap lestari,” ujarnya.
Bupati Syarwani menutup sambutannya dengan harapan agar penghargaan Kalpataru yang diraih masyarakat Punan Batu Benau menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Bulungan untuk terus menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Penghargaan ini bukan hanya kebanggaan masyarakat adat, tetapi juga kebanggaan seluruh warga Bulungan. Mari kita jaga alam, karena di dalamnya ada masa depan generasi kita,” pungkasnya. (DKIP_Bulungan)