TANA TIDUNG, Kaltaraaktual.com- Sore di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Teknik Utama Mandiri (TUM) Estate Berlian, Desa Sepala Dalung, Selasa 2 Desember 2025, berubah menjadi panggung kekerasan mematikan. Seorang operator genset, TNS, meregang nyawa setelah ditikam rekannya sesama pekerja berinisial S, yang saat kejadian diduga berada dalam pengaruh alkohol.
Kapolres Tana Tidung, AKBP Eko Nugroho, membenarkan insiden tersebut dan menyebut pihaknya langsung bergerak ke lokasi setelah menerima laporan sekitar pukul 17.00 Wita.
“Saat kami tiba, korban sudah dievakuasi ke klinik perusahaan. Namun nyawanya tidak tertolong. Pelaku dan barang bukti sudah kami amankan untuk proses penyidikan,” ujar AKBP Eko Nugroho, Rabu, (03/12/25).
Penyelidikan awal polisi mengungkapkan, sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, pelaku dan korban bersama enam rekan lainnya sedang menenggak minuman keras tradisional jenis ciu di rumah pelaku yang berada di dalam areal perusahaan.
Sekitar pukul 16.00 Wita, pertengkaran antara keduanya pecah. Korban yang tersulut emosi diduga menantang pelaku berkelahi di sekitar halaman mesin genset Estate Berlian.
Tak lama berselang, pelaku menyusul korban ke gudang genset. Perkelahian kembali terjadi. Dalam kondisi mabuk, pelaku melihat sebilah pisau yang berada di lokasi dan menusukkan ke perut korban menggunakan tangan kiri.
Korban berupaya melarikan diri sejauh 100 meter sebelum terjatuh dan ditemukan warga dengan luka tikam di sisi kanan perut. Ia sempat dibawa ke klinik PT TUM Estate Intan, tetapi dinyatakan meninggal dunia.
Menurut AKBP Eko Nugroho, pelaku dipastikan berada di bawah pengaruh alkohol saat kejadian. “Pelaku dalam kondisi mabuk berat setelah mengonsumsi minuman ciu. Hal itu memicu pertengkaran hingga berujung pada penikaman,” jelasnya.
Pisau berukuran sekitar 10 sentimeter yang digunakan menusuk korban, enam botol Greentea yang dipakai sebagai wadah konsumsi minuman keras. Namun, satu hal menjadi perhatian polisi ada salah satu saksi kunci yang berada di lokasi pesta miras, sodara R, hingga kini belum ditemukan.
“Salah satu saksi yang ikut minum bersama pelaku dan korban belum diketahui keberadaannya. Kami masih melakukan pencarian karena kesaksiannya sangat penting untuk menguatkan konstruksi perkara,” kata Kapolres Tana Tidung ini.
Jenazah TNS kini berada di RS Ahmad Berahim Kabupaten Tana Tidung untuk pemeriksaan visum et repertum. Sementara itu, pelaku dan saksi lain diamankan di Polres Tana Tidung untuk pemeriksaan lanjutan.
AKBP Eko Nugroho menegaskan proses hukum akan berjalan tegas dan transparan. “Perkara ini kami tangani serius. Kami pastikan penyidikan berjalan profesional dan sesuai prosedur,” tegasnya. (**)






