MALINAU, Kaltaraaktual.com – Festival budaya Irau ke-11 dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Malinau ke-26 resmi dimulai, Selasa (07/10/25). Gelaran budaya akbar yang berlangsung selama 20 hari ke depan ini mengusung tema “Negeri Sang Pengendali Air.”
Festival dibuka secara resmi oleh perwakilan Menteri Dalam Negeri, yakni Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Komjen Pol. Makhjuri.
Bupati Malinau, Wempi W Mawa, dalam sambutannya menegaskan bahwa festival Irau bukan sekadar ajang perayaan budaya, melainkan momentum penting untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
“Kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat dalam mengembangkan kreativitas ekonomi kerakyatan, mulai dari kuliner, seni, hingga berbagai produk lokal lainnya,” ujar Wempi.
Selama pelaksanaan festival, sebanyak 551 pelaku UMKM dari berbagai kecamatan di Malinau turut ambil bagian memeriahkan kegiatan. Mereka membuka stan kuliner, kerajinan tangan, hingga produk-produk khas daerah.
Wempi menjelaskan, keikutsertaan para pelaku UMKM diharapkan dapat memberikan manfaat nyata, seperti peningkatan penjualan, perluasan jaringan bisnis, hingga peluang kemitraan baru.
“Kita harapkan kehadiran mereka dapat memberikan dampak signifikan, baik terhadap peningkatan pendapatan maupun perputaran ekonomi di daerah,” tambahnya.
Lebih lanjut, hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Politeknik Malinau menunjukkan, selama pelaksanaan Irau sebelumnya, terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah hingga 108,63 persen dengan perputaran uang mencapai sekitar Rp44,8 miliar.
“Penyumbang terbesar berasal dari sektor UMKM seperti kuliner, penjualan batik, pakaian adat, dan aksesorinya,” ungkap Wempi.
Sementara dari hasil survei BPS tersebut, untuk Festival IRAU ke-11 tahun ini putaran ekonomi yang beredar mencapai 14 miliar terbesar ada pada sektor UMKM.
“Survei ini dilakukan sejak 17 September hingga 6 Oktober 2025,” jelasnya.
Festival Irau ke-11 ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Malinau dalam menjaga tradisi dan budaya, sekaligus memperkuat perekonomian rakyat melalui kreativitas dan keberagaman lokal. (*red/il)