Revolusi Pendidikan Malinau: Jejak Besar Wempi W. Mawa

MALINAU, Kaltaraaktual.com- Di Provinsi Kalimantan Utara, seorang kepala daerah membangun legacy yang tak lazim. Namanya Wempi W. Mawa, Bupati Malinau. Di tengah pemerintah daerah lain yang kerap sibuk mengurus infrastruktur fisik, Wempi justru menancapkan pijakan pada hal yang lebih mendasar, yaitu pendidikan sebagai pondasi masa depan. Pendekatan itulah yang mengantarkannya menjadi Koordinator Pendidikan APKASI se-Indonesia, sekaligus menempatkannya sebagai salah satu sosok “Bapak Pendidikan” dari kawasan perbatasan utara Indonesia, Kabupaten Malinau.

Eksperimen Besar Bernama Desa Sarjana Unggul

Pada tahun 2021, Wempi meluncurkan program Desa Sarjana, sebuah terobosan yang lahir dari kegelisahannya melihat kesenjangan kualitas SDM antarwilayah di Malinau. Ia ingin membuka pintu perguruan tinggi seluas mungkin untuk anak-anak desa bahkan yang tinggal paling jauh dari pusat kabupaten.

Program ini berkembang pesat. Hingga 2024, tercatat 267 mahasiswa dari 101 desa dan 15 kecamatan telah terfasilitasi. Di 2025, program ini memasuki fase akselerasi: 743 peserta lolos seleksi dan verifikasi, sebagian di antaranya memperoleh beasiswa lanjutan untuk melanjutkan studi hingga ke Tiongkok.

Empat bidang prioritas disusun sebagai arah strategis SDM Malinau: Kedokteran, Kesehatan, Teknik, dan Kehutanan bidang yang mencerminkan kebutuhan riil daerah dan masa depannya.

Kirim Anak Malinau hingga ke Luar Negeri

Program ini bukan sekadar memperluas akses kuliah, tetapi membuka cakrawala global bagi anak-anak Malinau. Wempi tidak segan mengirim warganya menempuh pendidikan hingga ke berbagai negara.

“Kita sudah mengirim anak-anak ke berbagai jurusan, ada kedokteran, kelistrikan, cybercrime, bahkan ada yang saya sekolahkan jadi pilot di Amerika. Ada juga yang di Singapura. Semua itu untuk memperkaya pengalaman mereka,” ungkap Wempi beberapa waktu yang lalu.

Kerja sama akademik pun diperluas. Pemkab Malinau menggandeng sekitar 29 perguruan tinggi ternama, mulai dari perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB),  Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) hingga sampai ke Tiongkok Cina. “Saya ingin agar anak-anak Malinau punya kesempatan yang sama dengan daerah lain,” ujarnya.

Lulusan program Desa Sarjana tidak langsung dilepas begitu saja. Mereka mendapat arahan dari Dinas PMD dan diwajibkan menjalani pengabdian dua tahun di desa masing-masing. Baginya, inti dari program ini bukan hanya melahirkan gelar, tetapi mencetak agen perubahan yang membawa pulang ilmu untuk membangun desa.

“Ini soal masa depan. Kita ingin setiap desa punya SDM yang mampu menjawab tantangan zaman. Kalau SDM kita kuat, desa kita maju, Malinau juga ikut maju,” kata Wempi.

Wajib Belajar Malinau Maju: Fondasi dari Akar

Kebijakan pendidikan Wempi tidak berhenti pada level perguruan tinggi. Melalui program Wajib Belajar Malinau Maju, ia membenahi pondasi pendidikan sejak usia dini. Seluruh pelajar dari TK/PAUD, SD, SMP hingga SMA menerima fasilitas pendidikan gratis: seragam, sepatu, tas, topi, hingga buku tulis.

Kebijakan ini menghapus beban biaya non-sekolah yang kerap menyulitkan keluarga, sekaligus memastikan setiap anak di Malinau memiliki titik berangkat yang sama.

Jejak Kepemimpinan yang Menghadirkan Negara

Di tengah hiruk pikuk politik lokal, langkah Wempi terlihat berbeda: stabil, berorientasi jangka panjang, dan sepenuhnya bertumpu pada pendidikan. Ia menghadirkan negara pada ruang-ruang kelas di pedalaman, pada anak-anak yang selama ini jauh dari akses pendidikan tinggi, dan pada desa-desa yang ingin melompat lebih jauh.

Dengan program yang berlapis dan berpandangan jauh ke depan, Malinau pelan-pelan berubah menjadi laboratorium kebijakan pendidikan yang menarik perhatian nasional.

Namun di belakang transformasi itu berdiri satu nama yang konsisten menautkan visi masa depan Malinau. Wempi W. Mawa Bupati yang memilih membangun manusia sebelum membangun yang lainnya, termasuk menjaga dan melestarikan seni, budaya dan toleransi keagamaan di Malinau.  (**)

Tinggalkan Balasan