MALINAU, Kaltaraaktual.com– Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau sekaligus Ketua Panitia Festival Budaya IRAU ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau, Ernes Silvanus, menegaskan bahwa penyelenggaraan IRAU tahun ini bukan sekadar pesta budaya, melainkan gerakan besar yang menyatukan kekuatan adat, ekonomi, dan kesadaran ekologis masyarakat Malinau.
“Yang jelas pertama di festival budaya ini adalah kegiatan budayanya yang disajikan oleh 11 etnis dan 15 paguyuban,” ujar Ernes dikutip dari Tv One, Inspirasi Pagi, (31/10/25).
“Ada seni tari dari pesisir, pedalaman hingga perkotaan, kegiatan olahraga antar kecamatan, serta pameran potensi desa, kuliner, dan UMKM. Ini rangkaian kegiatan yang besar sekali,” tambahnya.
Lebih dari sekadar gelaran budaya, Ernes menekankan bahwa tema besar IRAU tahun ini juga menyoroti isu strategis Malinau negeri sang pengendalian air adalah sebuah pesan penting bagi wilayah yang menjadi hulu sungai-sungai besar di Kalimantan.
“Semua puncaknya ada di Malinau. Kalau Malinau tidak mampu menjaga dan mengawasi sungai, ini sangat berbahaya,” ujarnya.
Ernes menambahkan, pengendalian air bukan hanya soal konservasi, tapi juga pemanfaatan potensi alam secara berkelanjutan. Salah satunya melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
“Dari potensi yang ada, ada 11 PLTA di Malinau, dan yang sudah aktif adalah PLTA Kayan Mentara, dengan nilai investasi mencapai Rp81 triliun. Itu sama dengan 50 tahun nilai APBD Malinau. Jadi harus kami kendalikan agar manfaatnya betul-betul jatuh ke masyarakat,” tegasnya.
Selain kegiatan budaya dan ekonomi, IRAU juga diisi dengan seminar nasional bertema ‘Malinau Bukan Penonton’ yang menyoroti keterlibatan masyarakat lokal dalam arus investasi besar, serta seminar ‘Perbatasan yang Bermartabat, Indonesia Kuat’. mengingat lima dari 15 kecamatan Malinau berada di wilayah perbatasan.
Menurut Ernes, momentum IRAU menjadi ajang penting untuk memperkuat jati diri daerah.
“Pertama, budaya yang sudah ada mari kita perkuat dan kita perkaya. Kedua, mari dukung ekonomi masyarakat melalui UMKM. Ketiga, dorong masyarakat adat untuk terus berperan. Keempat, pemerintah harus menjamin agar investasi yang masuk memberi manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Ernes menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dalam festival tahunan tersebut. “Banyak yang datang ke Malinau, bari dari luar negeri dan Kalimantan itu sendiri. Ada yang ingin melihat potensi, peluang, atau sekadar menikmati hiburan. Tapi yang paling penting, mereka menginap di Malinau, makan dan minum di Malinau. Artinya, masyarakat Malinau lah yang menerima manfaatnya,” pungkasnya. (**)



 




